Senin 10 Nov 2014 16:18 WIB

Kembangkan Commuter Jabodetabek, Empat Bank Danai PT KAI

Rep: dwi murdaningsih/ Red: Esthi Maharani
KRL Commuterline
Foto: Antara
KRL Commuterline

EKBIS.CO, JAKARTA -  Bank Mandiri, Bank BCA, BRI dan BNI membiayai PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan anak-usahanya PT. Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ). Keempat bank besar tersebut menyalurkan kredit sindikasi senilai Rp 3,04 triliun untuk membiayai proyek pengembangan commuter Jabodetabek.

Pada sindikasi berjangka waktu 14 tahun ini, keempat bank menyalurkan pembiayaan dengan porsi kredit yang sama, yaitu masing-masing sebesar Rp760,97 miliar. PT KAI menandatangani perjanjian kredit (PK) investasi sebesar Rp. 2,38 triliun untuk proyek pengembangan prasarana termasuk menambah panjang peron.

Sementara, PT KCJ menandatangani perjanjian kredit senilai Rp 600 miliar. Angka ini merupakan 80 persen dari total biaya untuk proyek pengadaan 860 unit gerbong kereta.

Direktur Keuangan PT. KAI, Kurniadi Atmosasmito mengatakan, sindikasi kredit ini membiayai sekitar 80-85 persen dari total investasi sebesar Rp 4,2 triliun. Sisanya, KAI melakukan investasi sendiri.

Sejak tahun 2010, KAI sudah mulai berinvestasi agar di tahun 2009, KAI bisa mengangkut 1,2 juta penumpang per hari. Saat ini, khusus kereta Jobodetabek, KAI telah memobilisasi 600 ribu orang setiap harinya dengan 678 perjalanan KRL. Jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan penambahan jumlah perjalanan KRL.

Hingga 2019, KCJ selaku operator KRL Jabodetabek  menargetkan memiliki

1.440 unit kereta pada 2019. Saat ini, KRL yang sudah dimiliki sebanyak 860 unit.

"Penambahan kereta sangat mendesak untuk menampung penumpang yang jumlahnya terus bertambah belakangan ini,” ujar Kurniadi, Senin (10/11).

Direktur Institutional Banking Bank Mandiri Abdul Rachman mengatakan keberadaan transportasi massal dapat mempercepat arus pergerakan masyarakat. Artinya, waktu tempuh bisa semakin cepat, sehingga berbagai aktivitas produktif dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Dengan begitu, transaksi ekonomi yang terjadi pun dapat bertambah banyak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement