EKBIS.CO, JAKARTA- Pelaku, badan pemerintah dan regulator industri keuangan serentak meluncurkan program Gerakan Cinta (Genta) Pasar Modal. Gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Investasi di pasar modal yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Mereka yang terlibat antara lain, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia (APPMI), dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Pengembangan Usaha BEI Frederika Widyasari Dewi menuturkan peluncuran program Genta dilaksanakan Rabu (12/10) di Istora Senayan Jakarta. Dalam acara tersebut diluncurkan pula produk "Sahamku" dan "Reksadanaku" sebesar Rp 100 ribu.
"Hanya dengan Rp 100 ribu masyarakat sudah bisa menjadi investor di pasar modal baik yang bertransaksi langsung maupun melalui reksa dana," kata Frederika dalam konferensi pers yabg digelar Senin (10/11) di Jakarta.
Frederika menuturkan, beberapa faktor yang menghambat minat perusahaan untuk menjadi emiten di pasar modal antara lain adanya persepsi bahwa masuk ke pasar modal memerlukan biaya yang mahal. Di samping itu mayoritas masyarakat Indonesia adalah kalangan menengah ke bawah yang tidak memiliki minat berinvestasi di pasar modal.
Frederika mengatakan program ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan dapat meningkatkan kepemilikan bagi para emiten. Sampai saat ini, kata Frederika, 67 persen kepemilikan saham masih dimiliki oleh asing. Sehingga dengan adanya Genta kepemilikan saham oleh investor lokal juga dapat meningkat.
Pasar modal Indonesia berperan strategis sebagai alternatif pembiayaan di saat perbankan tengah mengalami pengetatan likuiditas. Hal itu tecermin dari peningkatan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan data BEI dalam sepuluh tahun terakhir kapitalisasi BEI mengalami peningkatan signifikan sebesar 652,44 persen. Dari Rp 679,94 triliun di akhir 2004 menjadi Rp 5.116,2 triliun di akhir September 2014. Peningkatan tersebut sejalan dengan pertumbuhan jumlah emiten yang naik 331 emiten di akhir 2004 menjadi 502 emiten sampai 7 September 2014.
Level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun ikut menguat sebesar 413,63 persen dari 1.000,233 poin di akhir 2004 menjadi 5.137,579 poin di akhir September 2014.