EKBIS.CO, JAKARTA- Hingga akhir penutupan perdagangan, Selasa (2/12) pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada posisi menguat sebanyak 11.505 poin atau 0.22 persen pada level penutupan 5,175,793. Sementara indeks LQ45 menguat 2,879 poin atau 0,32 persen ke level 893.578.
Di lain pihak, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 10 poin atau sekitar 0.08 persen ke nilai Rp 12.270.
Selama perdagangan saham, frekuensi transaksi reguler mencapai 253,919 kali. Dengan volume perdagangan saham yang ditransaksikan sebanyak 5,001 Miliar lembar saham serta nilai volume yang ditransaksikan mencapai 5,2 triliun.
Dalam perdagangan tersebut, 166 saham naik, 126 saham turun, 110 saham stagnan serta 145 saham tidak diperdagangkan.
Selain itu, bursa Nikkei menguat 1,22 persen pada level 17.666,22 poin. Hang Seng naik 1,23 persen pada level 23.654,30 poin. Straits Times ditutup naik 0,50 persen pada level 3.322,32 poin.
Analisis Ascend, Agus Susanto mengatakan IHSG kembali melanjutkan penguatan dalam perdagangan, Selasa (2/12) yang didorong oleh kenaikan sektor perbankan dan properti.
Sementara sektor industri dan perkebunan terkoreksi sebanyak 7,18 miliar saham ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp 6,34 triliun dengan investor asing membukukan pembelian bersih hingga Rp 161 miliar dan setiap 4 saham menguat, 3 saham lainnya terkoreksi.
Saham yang membuat IHSG menguat berdasarkan rata-rata tertimbang diantaranya saham Bank BCA menguat 0,96 persen ditutup level Rp 13.200. Saham Bank Mandiri (BMRI) naik 1,18 persen pada level Rp 10.750. Perusahaan Gas Negara (PGAS) menguat 1,68 persen ditutup pada harga Rp 6.050.
Surya Citra Media (SCMA) naik hingga 3,93 persen ditutup pada level Rp 3.435, saham Kalbe Farma (KLBF) yang positif 1,70 persen pada harga Rp 11.650.
Agus menambahkan pertumbuhan ekspor Indonesia yang naik pada Oktober lalu dan tercatat surplus perdagangan juga direspon positif pasar. Selain itu, inflasi yg masih terkendali meskipun BBM naik hanya 1,5 persen juga masih sesuai ekspektasi.
Menurutnya, diharapkan hingga akhir tahun dan Januari ke depan, inflasi masih terkontrol meski akhir tahun jelang libur cenderung naik, apalagi masih terkait dampak kenaikan BBM.