EKBIS.CO, JAKARTA – PT Adhi Karya Tbk telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp 824,7 miliar di tahun 2015 untuk membiayai sejumlah rencana proyek perusahaan. Diantaranya, investasi pengembangan bisnis properti realti hotel. Serta, penyertaan proyek investasi.
Direktur Pengembangan Usaha PT Adhi Karya Tbk, Pundjung Setya Brata mengatakan belanja modal tersebut akan digunakan untuk investasi pengembangan bisnis properti realti hotel sebesar Rp 566,1 miliar. Serta, keperluan penyertaan proyek investasi senilai Rp 202,8 miliar dan pembelian aset tetap sebesar Rp 68,38 miliar.
"Ada beberapa proyek yang akan kita kerjakan tahun depan," ujar Pundjung di Jakarta, Kamis (11/12).
Selain itu, menurutnya, Adhi Karya berencana menanamkan investasi berupa kepesertaan saham di proyek jalan tol dalam kota. Serta, berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 15 megawatt di Pelabuhan Teluk Lamong, Gresik, bekerja sama dengan Pelindo III. Dan beberapa proyek realti properti berupa perumahan dan hotel.
“Sumber dana belanja modal itu didapat perusahaan konstruksi ini dari hasil penerbitan obligasi lalu dan kredit perbankan senilai Rp 495 miliar. Sisanya berasal dari kas internal perseroan," katanya.
Ia menuturkan, di tahun 2015 Adhi Karya pun mencanangkan target perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun. Termasuk di lini bisnis jasa kontruksi ditargetkan meraih perolehan kontrak Rp 1,7 triliun dan lini bisnis (precast concrete) Rp 479,6 miliar. Adapun total pendapatan usaha direncanakan sebesar Rp 13,2 triliun.
Pundjung mengatakan perseroan menargetkan laba bersih di tahun depan mencapai Rp 440,1 miliar. Kontribusi terbesar laba bersih diberikan oleh PT Adhi Persada Properti dan PT Adhi Persada Realti (66,6 persen) melalui pengembangan bisnis properti realti. Keduanya merupakan anak perusahaan Adhi Karya.
Menurutnya, hingga November lalu, perseroan berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp 6,3 triliun. Kontrak itu masih didominasi proyek-proyek gedung dengan porsi 59,4 persen, jalan dan jembatan (21,1 persen), dan sisanya adalah proyek infrastruktur lainnya. Realisasi kontrak baru itu setara 39 persen dari target perolehan kontrak baru tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp 15,2 triliun.
"Sehingga kami memperkirakan terjadi penurunan realisasi perolehan kontrak baru sampai akhir tahun nanti menjadi Rp 10,5 triliun," ujar dia.