Ahad 04 Jan 2015 14:30 WIB

Desember 2014, Inflasi Melebihi Perkiraan BI

Rep: C87/ Red: Erdy Nasrul
Inflasi (ilustrasi)
Inflasi (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA – Inflasi bulan Desember 2014 meningkat tinggi dan sedikit melebihi perkiraan Bank Indonesia. Inflasi Desember mencapai 2,46% (mtm) atau secara tahunan sebesar 8,36% (yoy).

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardjojo mengatakan saat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) BI memprediksi inflasi sampai akhir tahun di kisaran 7,7-8,1 persen. Sedangkan inflasi (mtm) sebelumnya diperkirakan pada level 2,1-2,2 persen. Komponen bahan pokok seperti cabai menyumbang 0,4 persen dari inflasi Desember 2,46 persen (mtm). “Realisasi inflasi tersebut sedikit lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia, terutama karena lebih tingginya inflasi kelompok volatile food akibat gejolak harga komoditas beras dan aneka cabai yang masih terjadi hingga penghujung tahun,” kata Agus kepada wartawan di kompleks gedung BI, Jakarta, Jumat (2/1).

Meski demikian, Agus menilai inflasi sepanjang tahun 2014 tetap terkendali pada single digit. Tingginya tekanan inflasi kelompok administered prices bersumber dari kenaikan harga BBM bersubsidi, penyesuaian tarif tenaga listrik untuk kelompok rumah tangga dan industri, kenaikan harga LPG 12 kg, dan penyesuaian tarif angkutan udara.

Inflasi pada 2014 sedikit lebih baik dibandingkan dengan inflasi 2013 yang mencapai 8,38 persen (yoy). Inflasi inti terkendali pada 4,93% (yoy) ditengah meningkatnya inflasi dari sisi biaya (cost push) akibat kenaikan harga komoditas yang diatur pemerintah dan gejolak harga pangan. Menurut Agus, untuk menjaga inflasi inti Bank Indonesia berupaya terus mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mengarahkan ekspektasi inflasi, serta berkoordinasi dengan pemerintah terkait kebijakan pengendalian inflasi.

Diperkirakan, ke depan risiko tekanan inflasi masih cukup besar meskipun harga beberapa komoditas terutama energi cenderung menurun. Dalam jangka pendek, tekanan inflasi dari kelompok pangan diperkirakan masih cukup tinggi, terutama terkait dengan faktor cuaca yang kurang mendukung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement