EKBIS.CO, DENPASAR--Jumlah penduduk miskin di Bali per September 2014 mencapai 195,95 ribu orang, meningkat sebanyak 10.750 orang dibandingkankan Maret 2014.
"Penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami kenaikan sebanyak 9.300 orang sementara itu di daerah perdesaan hanya naik 1.450 orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Panusunan Siregar, Senin (5/1).
Ia mengatakan, pertambahan jumlah penduduk miskin di perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Setidaknya, imbuh Panusunan, ada lima faktor yang menyebabkan naiknya jumlah dan persentase penduduk miskin di Pulau Dewata sepanjang Maret-September 2014.
Pertama, terjadi ketimpangan pertumbuhan konsumsi antara kelompok penduduk 20 persen terbawah dengan 20 persen penduduk teratas, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Konsumsi penduduk terbawah tumbuh negatif (-0,91 persen), sedangkan penduduk teratas tumbuh positif 19,35 persen.
Lalu, distribusi pengeluaran penduduk Bali semakin melebar. Penduduk 40 persen terbawah hanya menikmati 15,79 persen dari total pendapatan Bali, sedangkan kelompok 20 persen teratas menikmati hingga 47,98 persen dari total pendapatan Bali.
Ketiga, terjadi ketimpangan pendapatan yang kian melebar. Gini rasio Bali naik dari 0,415 per Maret 2014 menjadi 0,422 per September 2014.
Keempat, prosentase rumah tangga yang menerima beras miskin (raskin) berkurang, dari 27,98 persen per Maret 2-14 menjadi 21,95 persen per September 2014. Ada 10 besar komoditas makanan yang memberi sumbangan kemiskinan terbesar di Bali, di antaranya beras, rokok kretek, telur ayam ras, kopi, bawang merah, dan daging ayam.
Terakhir, terjadi peningkatan jumlah pengangguran dari Februari ke Agustus 2014, sebesar 11.098 orang. Tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian dan konstruksi yang identik dengan kantong kemiskinan - paling banyak berkurang dibandingkan sektor lainnya.
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengatakan, angka kemiskinan di Bali tergolong kecil, yaitu masih urutan kedua nasional. Namun, saat ini angkanya meningkat dan kebanyakan dari masyarakat miskin itu termasuk di dalamnya warga semeton pasek.
"Dari data yang ada, lebih dari 75 persen masyarakat yang tidak mampu adalah sameton pasek (klan asli Bali)," ujar Pastika terpisah.