EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat perbaikan kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2014. Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus 190 juta dolar AS setelah pada November mengalami defisit 420 juta dolar AS.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Peter Jacobs, mengatakan perbaikan kinerja tersebut terutama didorong oleh kenaikan surplus nonmigas. "Dengan perkembangan tersebut, kinerja neraca perdagangan keseluruhan 2014 mencatat perbaikan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya," jelas, Senin (2/2).
Peter mangatakan, surplus neraca perdagangan nonmigas Desember 2014 tercatat sebesar 1,22 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan surplus bulan sebelumnya sebesar 0,94 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan terutama didorong kenaikan ekspor nonmigas sebesar 6,6 persen (mtm) atau menjadi 12,27 miliar dolar AS.
Kenaikan ekspor nonmigas didominasi oleh ekspor produk manufaktur seperti perhiasan/permata, mesin/peralatan listrik, kendaraan dan bagiannya, serta mesin-mesin/pesawat mekanik. Sementara itu, ekspor berbasis sumber daya alam yang meningkat adalah karet dan barang dari karet.
"Surplus neraca perdagangan nonmigas Desember 2014 tertahan oleh kenaikan impor nonmigas, terutama karena naiknya impor besi dan baja, serealia, kapas, serta barang dari besi dan baja," imbuhnya.
Perbaikan kinerja neraca perdagangan Desember 2014, lanjutnya, juga didukung oleh perbaikan neraca migas. Ekspor migas tumbuh 11,7 persen (mtm) atau menjadi sebesar 2,35 miliar dolar AS, didukung oleh kenaikan ekspor minyak mentah, hasil minyak, dan gas.
Di sisi lain, impor migas turun 2,4 persen (mtm) atau menjadi sebesar 3,39 miliar dolar AS, yang disebabkan oleh turunnya impor gas dan hasil minyak.
Bank Indonesia menilai perkembangan neraca perdagangan sampai Desember 2014 tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja transaksi berjalan triwulan IV-2014 dan keseluruhan 2014. Bank Indonesia memperkirakan perbaikan kinerja neraca perdagangan ke depan akan didukung oleh peningkatan aktivitas ekspor seiring dengan perbaikan ekonomi global.
Selain itu, tren penurunan harga minyak dunia yang dapat mendorong berkurangnya tekanan pada defisit neraca migas.