EKBIS.CO, JAKARTA -- Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI), Eko Yulianto mengatakan, sejauh ini penggunaan uang elektronik belum masuk dalam faktor perhitungan, dalam rencana jumlah uang yang akan diedarkan. Sejauh ini penggunaan uang elektronik belum begitu besar.
"Namun ada tren peningkatan dari tahun ke tahun," kata Eko di Jakarta, Rabu (4/1).
Eko berkata, idealnya transaksi dengan uang elektronik bisa meningkat, sehingga mengurangi biaya dalam pencetakan uang kartal. Pasalnya, biaya pembuatan uang dan distribusi uang mencapai Rp 3,5 triliun dengan jumlah sekitar 8,3 miliar lembar uang dengan berbagai variasi nominal.
Karenanya ia berharap transaksi non tunai bisa terus meningkat. "Sehingga biaya cetak dan distribusi bisa lebih hemat," katanya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan jumlah uang yang diedarkan setiap bulan tergantung dari kebutuhan masyarakat. Ada bulan dimana kebutuhan uang meningkat, misalnya bulan Ramadhan, maka BI akan menambah jumlah pasokan uang yang beredar.