EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit mencapai 12,2 persen year on year (yoy) per 31 Desember 2014. Jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp 530,0 triliun dibanding tahun 2013 yang mencapai Rp 472,4 triliun. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) berada di level 2,15 persen.
Group CEO Bank Mandiri Budi G Sadikin mengatakan, pertumbuhan penyaluran kredit itu mendorong peningkatan aset perusahaan menjadi Rp 855,0 dari Rp 733,1 triliun pada Desember 2013. Menurutnya, capaian tersebut menjadikan Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia.
“Laba bersih pada 2014 tercatat tumbuh 9,2 persen menjadi Rp 19,9 triliun atau naik Rp 1,7 triliun jika dibandingkan akhir 2013 sebesar Rp 18,2 triliun,” ujar Budi, Rabu (11/2).
Selain pertumbuhan kredit, laju kenaikan laba bersih juga ditopang oleh pertumbuhan operating income yang tumbuh 11,7 persen (yoy) atau meningkat Rp 5,9 triliun menjadi Rp 56,9 triliun. Operating income berasal dari pendapatan bunga bersih dan premi bersih yang tumbuh 14,8 persen menjadi Rp 41,8 triliun, dan dari fee based income yang mencapai Rp 15,1 triliun.
Budi mengatakan Bank Mandiri terus memacu pembiayaan ke sektor produktif sebagai implementasi fungsi intermediasi dalam mendukung perekonomian nasional. Pada akhir 2014, kredit ke sektor produktif tumbuh 13,9 persen mencapai Rp 410,6 triliun. Kredit investasi tumbuh 9,1 persen dan kredit modal kerja tumbuh 16,7 persen. “Sektor konstruksi mencatat akselerasi pertumbuhan sebesar 19,1 persen, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 15,5 persen,” imbuhnya.
Menurutnya, kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh bisnis, dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro yang mencapai 33,2 persen menjadi Rp 36,0 triliun pada Desember 2014. Jumlah nasabah kredit mikro meningkat sebanyak 119 ribu nasabah. Sementara itu, kredit yang tersalurkan untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencatat pertumbuhan sebesar 13,6 persen menjadi Rp 73,4 triliun.
Di samping itu, sampai Desember 2014, Bank Mandiri telah melakukan penambahan 262 unit kantor cabang menjadi 2.312 unit, pemasangan 3.830 unit ATM menjadi 15.344 unit, pemasangan 40.000 unit Electronic Data Capture (EDC) menjadi 270.352 unit, serta penambahan jaringan bisnis mikro sehingga menjadi 1.833 unit.