EKBIS.CO, JAKARTA - Pelemahan mata uang rupiah terus berlanjut. Awal pekan ini, nilai tukar rupiah menembus 13 ribu per dolar AS. Plt Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Andin Hadiyanto mengatakan, kebijakan pemerintah saat ini yang terpenting adalah membuat rupiah stabil.
"Ini kan masalahnya tidak terjadi di Indonesia saja yang menguat kan dolarnya. Artinya mata uang kita terhadap mata uang lain kan sama saja. Tidak apa-apa," katanya kepada Republika, Selasa (3/3).
Mengenai intervensi pasar yang dilakukan Bank Indonesia (BI), Andin enggan berkomentar. Dia menyebut, pemerintah tidak boleh gegabah dalam mengambil kebijakan terkait pelemahan rupiah ini. "Kalau intervensi, yang penting rupiah relatif stabil. Kita gak boleh gegabah," ujar Andin.
Dampak pelemahan rupiah ini, menurut Andin, yang utama adalah ekspor bisa meningkat. Meski demikian, ekspor ke negara seperti Jepang dan Cina bisa jadi menurun. Namun, Andin menilai bahwa pelemahan rupiah saat ini bukan lah hal yang perlu dipermasalahkan.
"Tidak hanya di Indonesia. Pemotongan suku bunga di Cina barangkali pengaruhi perilaku pasar," lanjutnya.