EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai tidak mampu mempertahankan laju positifnya.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, tampaknya IHSG kurang mampu mempertahankan laju positifnya di awal perdagangan setelah menguat sehari sebelumnya dengan kembali terkena aksi profit taking.
''Pelemahan ini pun telah kami khawatirkan dapat berpeluang terjadi seiring laju IHSG yang selalu dapat menyentuh new break high dalam waktu yang berdekatan,'' kata dia kepada ROL, Selasa (3/3).
Menurut Reza, sebelumnya pihaknya telah mengulas, laju IHSG mampu mempertahankan tren kenaikannya meski sebelumnya telah mensinyalkan adanya potensi pelemahan. Jika aksi beli ini masih berlanjut dan sentimen membaiknya kondisi makro ini bisa tetap terjaga maka laju IHSG pun masih akan betah di zona hijau meski disarankan untuk tetap mewaspadai potensi-potensi pembalikan arah.
Dia menilai, tampaknya utang gap 5342-5372 masih dilupakan. Meski berakhir di zona merah namun, IHSG sempat mampu menyentuh level tertinggi terbarunya. Berlanjutnya pelemahan Rupiah, belum terlihat adanya kekhawatiran pemerintah terhadap pelemahan Rupiah dan imbas melemahnya sejumlah bursa saham Asia turut melemahkan IHSG.
Setelah berhasil melampaui rekor tertinggi sehari sebelumnya di level 5.477,83 IHSG pun sempat kembali menyentuh level tertinggi terbarunya nyaris 5.500 sebelum berbalik arah. Pada minggu ketiga Februari sempat di level 5.427 dan dilanjutkan menciptakan rekor terbaru di level 5.448,70 pada (25/2) dan pada (26/2) sempat menyentuh level tertinggi terbarunya di level 5.459,49. Adapun investor asing kembali mencatatkan nett buy. Dari net buy Rp628,82 miliar menjadi net buy Rp289,27 miliar.