EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menghimbau agar perusahaan pelat merah melakukan lindung nilai atau hedging. Hal ini, menurut Rini untuk melindungi mengurangi risiko yang diterima oleh perusahaan karena tekanan kurs dolar AS yang sedang menguat.
Rini juga mengungkapkan, dirinya memandang bahwa BUMN memiliki risiko valuta asing yang tinggi di saat pendapatan di valuta asing oleh perusahaan rendah.
"Dalam arti bukan menyelamatkan. Jadi kami dorong mereka untuk kurangi risiko itu. Jadi kami dorong mereka lakukan hedging," jelas Rini kepada Republika, Jumat (6/3).
Bentuk dari hedging ini, lanjut Rini, bisa dalam bentuk pinjaman yang dikonversikan ke dalam rupiah yang nantinya diaplikasikan ke dalam dolar AS.
"Apakah itu masih ada beberapa hal yang dibicarakan apakah pinjaman dapat dikonversi ke dalam rupiah atau kemudian ke dolar," ujar Rini.
Seperti diketahui sejak awal pekan ini rupiah melemah. Terlebih, pada Kamis (5/3), dolar menembus pada angka Rp 13 ribu. Hari ini dolar masih berkisar di angka Rp 12.900.
Namun, Rini sendiri tidak menganggap ini sebagai hal yang perlu dirisaukan. Menurutnya, kondisi ini juga terjadi di negara lain, tidak hanya di Indonesia.
"Pelemahan Rupiah tidak lepas dari pelemahan kurs dan valuta asing lain di sekitar ASEAN. Kami melihatnya normal saja," lanjutnya.