Sabtu 07 Mar 2015 09:28 WIB

Wall Street Tertekan Kekhawatiran Kenaikan Fed Rate

Red: Satya Festiani
A Wall Street sign is pictured outside the New York Stock Exchange in New York, October 28, 2013.
Foto: Reuters/Carlo Alllegri
A Wall Street sign is pictured outside the New York Stock Exchange in New York, October 28, 2013.

EKBIS.CO, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street berakhir turun tajam pada Jumat atau Sabtu (7/3) pagi WIB, setelah laporan pekerjaan AS yang kuat meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunganya.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 278,94 poin (1,54 persen) menjadi ditutup pada 17.856,78.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 29,78 poin (1,42 persen) menjadi berakhir di 2.071,26, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq kehilangan 55,44 poin (1,11 persen) pada 4.927,37.

Departemen Tenaga Kerja mengatakan ekonomi AS menambahkan 295.000 pekerjaan pada Februari, mendorong tingkat pengangguran turun dua persepuluh menjadi 5,5 persen, tingkat terendah sejak Mei 2008.

Para analis mengatakan angka pekerjaan terbaru, diikuti serangkaian laporan pekerjaan yang baik, meningkatkan kesempatan Fed akan menaikkan suku bunga mendekati nol pada awal Juni. "Anda punya pasar yang mewujudkan kekhawatiran tentang suku bunga akan naik dalam waktu dekat," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di Wunderlich Securities.

Kerugian pada Jumat berbasis luas, dengan semua 30 anggota indeks saham unggulan Dow berakhir di wilayah merah. Penurunan terbesar dialami Johnson & Johnson yang jatuh 2,4 persen dan Procter & Gamble merosot 2,3 persen. Saham Facebook turun 1,5 persen, Google kehilangan 1,3 persen dan Amgen turun 3,0 persen.

Apple naik 0,2 persen setelah S&P Dow Jones Indices mengumumkan raksasa teknologi itu akan bergabung dengan indeks saham unggulan bulan ini, menggantikan AT&T. Saham AT&T turun 1,5 persen. Bank of America naik 1,4 persen setelah melewati uji ketahanan atau "stress tests" tahap pertama dari Federal Reserve AS.

Sebuah catatan dari Deutsche Bank mengatakan Bank of America akan mendapat manfaat lebih besar dari kebanyakan dari putaran kedua pekan depan, di mana The Fed akan menentukan apakah bank dapat mengeluarkan dividen dan pembelian kembali sahamnya. Peritel pakaian Gap turun 1,7 persen setelah melaporkan bahwa

penjualannya turun empat persen pada Februari.

Peritel sepatu kets dan peralatan atletik Foot Locker melonjak 4,1 persen setelah laba bersih kuartal keempatnya naik 20,7 persen menjadi 146 juta dolar AS.

Pengecer pakaian yoga Lululemon Athletica turun 3,9 persen akibat penurunan peringkat dari Goldman Sachs.

Harga obligasi turun tajam. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun melompat ke 2,24 persen dari 2,11 persen pada Kamis, sementara pada obligasi 30-tahun naik menjadi 2,84 persen dari 2,72 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement