Rabu 11 Mar 2015 14:18 WIB

Rupiah Melemah, Kemenko Perekonomian: Fenomena Global

Rep: Satria K Yudha/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas menghitung uang rupiah dan dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Kamis (5/3).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petugas menghitung uang rupiah dan dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Kamis (5/3).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Deputi Koordinator Fiskal dan Moneter Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus meyakini pelemahan rupiah yang terus terjadi bukanlah sebagai sinyal bahwa Indonesia sedang menuju krisis. Itu lantaran fenomena pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi pada rupiah.

Bobby menjelaskan hampir semua negara berkembang mata uangnya mengalami pelemahan terhadap dolar. Dalam sepekan terakhir, ujar dia, lebih dari 20 mata uang melemah. Paling besar adalah mata uang rubel Rusia.

"Jadi kita tidak sedang menuju krisis.  Memang dari 20 mata uang, rupiah berada di peringkat enam yang melemah. Depresiasi rupiah sekitar lima persen," kata Bobby seusai menghadiri acara Microfinance di Hotel JS Luwansa, Rabu (11/3).

Bobby menambahkan, pelemahan itu merupakan fenomena global. Yang terpenting, Indonesia harus melakukan langkah-langkah supaya tidak terjadi volatilitas yang tinggi.

Dari sisi fundamental ekonomi, pemerintah akan terus bekerja keras mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Tahun ini, CAD ditargetkan berada di bawah 3 persen.

Sejauh ini, lanjut Bobby, kondisi makro Indonesia cukup baik. Itu terlihat dari tingkat inflasi yang menurun bahkan mengalami deflasi pada Januari-Februari, CAD menurun, dan anggaran belanja yang direncanakan defisitnya menurun. "Secara makro kita tidak ada masalah," kata dia.

Nilai tukar rupiah memang terus mengalami pelemahan terhadap dolar. Pada perdagangan pagi, rupiah dibuka di level Rp 13.145 per dolar. AS. Melemah jika dibandingkan pada penutupan perdagangan Selasa (10/3) yang tercatat Rp 13.075 per dolar AS.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement