EKBIS.CO, JAKARTA - Pelemahan Rupiah membuat sejumlah pihak merasa diuntungkan, terutama asing. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) bahkan meminta agar tiket pesawat bisa dijual bebas di Indonesia dengan mata uang dolar AS.
Direktur Umum IATA Tony Tyler mengatakan, pemerintah telah melakukan kebijakan yang kontradiktif dengan pengembangan bisnis penerbangan di Indonesia. Salah satunya, menurut Tyler, adalah keharusan bertransaksi dengan rupiah. "Mengapa maskapai harus menjual tiket dengan rupiah? Di saat operator bandara dan pemasok bahan bakar avtur bertransaksi dengan dolar AS?" ujar Tyler, Kamis (12/3).
Tyler mengakui, penebangan adalah industri yang harus banyak diatur. Meski begitu, dia menilai bahwa kebijakan dalam dunia penerbangan seharusnya sesuai dengan standar global.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko dikonfirmasi di lokasi yang sama, menolak ide dari IATA untuk menggunakan dolar AS dalam transaksi di dalam negeri.
"Itu kan IATA. Pemerintah kan sudah menentukan transaksi di dalam negeri menggunakan rupiah. Menurut saya itu saja yang diikutin. Kalau semua menurut IATA negara kita berubah, kita harus pertahankan rupiah," kata Sunu.
Sunu melanjutkan, dia meminta pemerintah untuk mengendalikan pelemahan rupiah dari sisi fiskal. Pemerintah, menurutnya, harus komitmen untuk menginstruksikan semua transaksi dalam bentuk rupiah.
"Misal pembayaran ke Pertamina untuk penerbangan internasional sampai sekarang harus menggunakan dolar, meskipun saya minta kepada Pertamina untuk direview," ujar Sunu.
Hal ini, lanjutnya, harus menjadi prioritas pemerintah apabila benar pemrintah ingin menyelamatkan rupiah. Menurutnya, masalah dolar ini bukan berarti harga harus naik. Namun ada hal yang bisa dilakukam pemerintah untuk mengerem dampak dolar dalam transaksi dalam negeri. "Penggunaan rupiah di dalam negeri harus dienforce betul-betul," lanjutnya.