Senin 16 Mar 2015 20:52 WIB

Mentan Ingin Kerja Bulog Maksimal

Rep: C78/ Red: Djibril Muhammad
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/1).(Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/1).(Republika/Agung Supriyanto)

EKBIS.CO, TAPIN -- Panen raya padi mulai tiba. Tahun ini, pemerintah ingin menjaga agar harga gabah yang dijual petani tidak jatuh. Karenanya, peran Badan Urusan Logistik (Bulog) ingin dioptimalkan.

"Bulog akan melakukan serapan langsung ke petani, dia sudah ditunjuk sebagai stabilisator untuk menampung beras petani hingga 3-4 juta ton," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kegiatan lapangan ke Kalimantan Selatan, Senin (16/3).

Di samping itu, ia juga ingin mengusulkan kenaikan harga pokok penjualan (HPP) gabah petani yang akan dijual ke Bulog dan telah disetujui Presiden. Namun besar kenaikannya, ia tidak mau menyebutkannya. "HPP, doakan, naik, berapa kenaikannya, usulannya masih di dompet," tuturnya seraya tersenyum.

Ditanya soal kekhawatiran kalangan akademisi terkait rencana kenaikan HPP yang dapat menyulut masuknya beras impor oleh pengusaha beras swasta, ia mengaku akan terus melakukan pengawasan.

Diakuinya, HPP yang dinaikkan akan membuat harga beras dalam negeri menjadi lebih tinggi dibanding harga beras Internasional. Tapi, ia ingin koordinasi dengan pemasok beras swasta agar menutup pintu impor lewat jalur manapun.

"Sekarang ini kita tidak usah berandai-andai, memang beras di luar lebih murah, maka kita lakukan pengawasan, bahkan di Batam sudah ada yang ditangkap," tutur dia.

Soal keterlambatan distribusi pupuk dan benih, ia oun wanti-wanti jangan sampai terjadi lagi. Bahkan, sampai saat ini sudah dilakukan penangkapan terhadap lwbih dari 30 orang pelaku penyelewengan distribusi pupuk dan benih buat petani.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement