Jumat 20 Mar 2015 17:59 WIB

Euro Menguat Setelah Yunani Janjikan Reformasi

Red: Satya Festiani
Euro logo terlihat di depan Bank Sentral Eropa, ECB di Frankfurt, Jerman.
Foto: AFP PHOTO / DANIEL ROLAND
Euro logo terlihat di depan Bank Sentral Eropa, ECB di Frankfurt, Jerman.

EKBIS.CO, TOKYO -- Kurs euro sedikit menguat di perdagangan Asia pada Jumat (20/3), setelah Yunani berjanji menyediakan para krediturnya dengan daftar reformasi baru untuk mengamankan dana talangan (bailout) penting dan menghindari keluar dari zona euro.

Mata uang tunggal dibeli 1,0685 dolar AS dan 128,98 yen pada perdagangan sore di Tokyo, terhadap 1,0660 dolar AS dan 128,77 yen di New York pada Kamis (19/3) sore, karena Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan dana talangan negara itu "kembali ke jalurnya". Dolar juga berkurang menjadi 120,71 yen dari 120,80 yen di perdagangan AS, tetapi naik jauh dari 119,57 yen tercapai pada Rabu setelah Federal Reserve memperdengarkan nada kurang "hawkish" tentang suku bunga AS.

Para investor menyambut berita bahwa Tsipras telah setuju untuk menyerahkan paket reformasi baru kepada para krediturnya, ketika pemerintah anti penghematannya mencoba untuk merombak persyaratan dana talangan.

Pemimpin sayap kiri itu membuat pengumuman setelah pembicaraan darurat dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Francois Hollande dan para pejabat tinggi Uni Eropa di sela-sela pertemuan puncak Eropa di Brussel.

Dia mengatakan Yunani menghadapi "krisis kemanusiaan" jika kreditur tidak membuka sisa dananya dalam dana talangan Uni Eropa-IMF, karena Athena berisiko kehabisan uang pada akhir pekan ini. Kekhawatiran dan frustrasi Eropa memuncak setelah parlemen Yunani mengadopsi RUU krisis pada Rabu yang bertujuan untuk membantu masyarakat miskin.

Sementara krisis belum berakhir, berita menawarkan beberapa bantuan ke pasar karena kebuntuan yang sedang berlangsung atas dana talangan Athena telah menimbulkan kekhawatiran akan keluar dari zona euro.

Dolar bertahan setelah pulih dari kejatuhan pada Rabu.

Meskipun The Fed membuka pintu untuk kenaikan suku bunga, mata uang AS terjun bebas setelah prospek "dovish" bank sentrak mendinginkan ekspektasi kenaikan suku bunga pada awal musim panas.

"Sementara kecepatan dan skala penjualan awal dolar AS membuktikan posisi jangka panjang dolar sangat regang di antara masyarakat spekulatif, skala retracement selanjutnya memberitahu kita bahwa banyak profesional pengguna akhir valuta asing, perusahaan dan investor intuitif, tidak," National Australia Bank (NAB) mengatakan dalam sebuah komentar. "Oleh karena itu terlihat antusiasme mereka untuk meraih kesempatan membeli dolar pada tingkat yang jauh lebih baik. "

Dolar sebagian besar menguat terhadap mata uang Asia-Pasifik. Unit AS menguat menjadi 44,84 peso Filipina dari 44,70 peso pada Kamis, menjadi 1,3878 dolar Singapura dari 1,3812 dolar Singapura, menjadi 31,45 dolar Taiwan dari 31,43 dolar Taiwan, dan menjadi 1.122,50 won Korea Selatan dari 1.117,67 won.

Greenback juga naik menjadi 13.115,00 rupiah Indonesia dari 13.037,50 rupiah dan 62,53 rupee India dari 62,43 rupee, tetapi melemah menjadi 32,68 baht Thailand dari 32,73 baht. Dolar Australia jatuh ke 76,82 sen AS dari 77,31 sen, sedangkan yuan Tiongkok dikutip pada 19,51 yen terhadap 19,45 yen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement