Ahad 22 Mar 2015 19:22 WIB

Indef: Sektor Pertanian Minim Perhatian

Red: Djibril Muhammad
Petani membersihkan padi usai panen. Kementerian Pertanian memberikan penghargaan Citra Produk Pertanian Berdaya Saing kepada insan dan elemen yang memajukan sektor pertanian
Foto: Antara
Petani membersihkan padi usai panen. Kementerian Pertanian memberikan penghargaan Citra Produk Pertanian Berdaya Saing kepada insan dan elemen yang memajukan sektor pertanian

EKBIS.CO, JAKARTA -- Peneliti dari Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Imaduddin Abdullah menyampaikan, saat ini sektor pertanian masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

"Selama ini sektor pertanian seperti dianaktirikan. Padahal peranannya dalam PDB (produk domestik bruto) sangatlah besar," kata Imam ketika ditemui di Jakarta, Ahad (22/3).

Kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap PDB mencapai 14 persen, sedangkan pada segi penyerapan tenaga kerja di Indonesia mampu berkontribusi sebesar 35 persen.

Dengan kata lain, masih banyak warga Indonesia yang menggantungkan pekerjaannya pada sektor pertanian, ujarnya menegaskan.

"Tapi masalahnya pertumbuhan pertanian masih jauh di bawah pertumbuhan PDB nasional, hanya sekitar 4,2 persen. Sedangkan PDB nasional mencapai 5,2 persen," kata Imam menjelaskan.

Oleh sebab itu, katanya, jika pemerintah ingin serius menggarap sektor pinggiran sebagai landasan pelaksanaan nawacita maka permasalahan di bidang pertanian harus diperhatikan dan dicarikan solusinya.

Berdasarkan data yang ia paparkan, sejumlah sektor lain yang turut berkontribusi pada PDB ialah pertambangan 10 persen, konstruksi 10 persen, perdagangan besar 14 persen, transportasi dan komunikasi empat persen, dan industri pengolahan 22 persen.

Sedangkan pada aspek penyerapan tenaga kerja antara lain jasa sosial 16 persen, jasa keuangan tiga persen, transportasi empat persen, perdagangan 32 persen, konstruksi enam persen, industri 13 persen, dan pertambangan satu persen.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement