EKBIS.CO, SUNGAI RAYA -- Indonesia ditargetkan mampu menguasai 40 persen pangsa pasar ASEAN jika para pelaku UMKM mampu menguasai pangsa pasar Produk Domestik Bruto pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mendatang.
"Dengan pembentukan MEA tersebut maka potensi pasar ASEAN yang memiliki potensi pasar sebanyak 600 juta jiwa akan menjadi terbuka bagi UMKM di ASEAN. Bagi UMKM Indonesia, jika UMKM Indonesia dapat berhasil menguasai pangsa pasar domestik, maka Indonesia dapat dikatakan telah menguasai 40 persen pangsa pasar ASEAN," kata Sekretaris Dirjen Kerja sama ASEAN, Kemenlu RI, Iwan Suyudi Amri di Sungai Raya, Rabu (22/4).
Menurutnya, peran utama UMKM dalam menopang perekonomian Indonesia pada MEA dirasakan sangat penting, karena UMKM merupakan tulang punggung baik dalam menopang perekonomian Indonesia maupun dalam menopang perekonomian negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Dia mengungkapkan, berdasarkan data dari Bank Indonesia yang telah meneliti UMKM di beberapa negara ASEAN, didapatkan beberapa informasi bahwa, dalam lapangan pekerjaan, UMKM Indonesia menyerap tenaga kerja sebanyak 97 persen pada tahun 2011, UMKM Thailand menyerap tenaga kerja 78 persen pada tahun 2010, Filipina 61 persen, Malaysia 59 persen pada tahun 2011, Laos 83 persen pada tahun 2011, Brunei 58 persen pada tahun 2011 dan Singapura 70 persen pada tahun 2011.
"Dalam Produk Domestik Bruto (PDB), kontribusi UMKM Indonesia terhadap PDB sebesar 59 persen pada tahun 2011, Malaysia sebesar 32 persen pada tahun 2011, UMKM Singapura 60 persen pada tahun 2011, UMKM Brunei 22 persen pada tahun 2008 dan UMKM Laos sebesar 6 sampai 9 persen pada tahun 2006," tuturnya.
Di sisi lain, jumlah unit usaha UMKM Indonesia sebesar 99,9 persen pada tahun 2011, UMKM Thailand 99,8 persen pada tahun 2010, Filipina sebesar 99,6 persen, Brunei 98,5 persen pada tahun 2008, Kamboja sebesar 98,5 persen pada tahun 2008, Malaysia sebesar 97 persen pada tahun 2011 dan Myanmar sebesar 91,9 persen pada tahun 2007.
"Indonesia sendiri telah melakukan berbagai upaya pemberdayaan UMKM untuk dapat bersaing di pasar ASEAN, antara lain dengan pemberian akses kemudahan modal dan informasi pengembangan kapasitas SDM, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Namun demikian, masih harus diakui apa yang telah dilakukan itu masih belum maksimal, karena belum semua pelaku UMKM yang belum bisa mengakses kredit untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, salah satu faktor penghambat utama bagi UMKM untuk bersaing diera pasar bebas adalah kualitas SDM pelaku UMKM yang secara umum masih rendah. Untuk itu, pemerintah harus melakukan upaya pembinaan dan pemberdayaan UMKM yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan standar produk, agar mampu meningkatkan kinerja UMKM untuk menghasilkan produk-produk yang berdaya saing.
Disamping itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan akses dan transfer teknologi untuk mengembangkan pelaku UMKM inovatif sehingga nantinya mampu bersaing dengan pelaku UMKM asing.
"Peningkatan daya saing dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sangat diperlukan para pelaku UMKM di Indonesia untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, khususnya dalam menghadapi MEA," kata Iwan.