EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ahmad Baiquni menyatakan akan menjaga selisih bunga bersih (net interest margin/NIM) di kisaran 6 persen hingga akhir tahun.
"NIM akan kami jaga di level 6 persen sampai akhir 2015," ujar Baiquni saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (23/4).
Pada kuartal I-2015, NIM BNI mengalami peningkatan dari 6,1 persen pada kuartal I-2014 menjadi 6,5 persen.
Direktur BNI Rico Rico Rizal Budidarmo mengatakan, beban operasional BNI memang mengalami peningkatan sebesar 22,7 persen dari Rp 3,45 triliun pada kuartal I-2015 menjadi Rp 4,23 triliun.
Namun, peningkatan beban tersebut diimbangi dengan peningkatan pendapatan non bunga sebesar 23,8 persen, dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 2,94 triliun. Menurut Rico, hal tersebut membuat NIM BNI masih terjaga di level yang cukup baik. NIM BNI yang saat ini lebih dari 6 persen juga tentunya didukung oleh pertumbuhan kredit pada kuartal I-2015, kendati pertumbuhannya masih lebih kecil dibandingkan pertumbuhan kredit periode yang sama tahun lalu.
Penyaluran kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) pada kuartal I-2015 tumbuh sebesar 9,1 persen, dari Rp 247,12 triliun pada kuartal I-2014 menjadi Rp 269,51 triliun. Sedangkan dari sisi liabilitas, meskipun di tengah persaingan ketat industri keuangan Indonesia dalam mendapatkan dana pihak ketiga (DPK), pada Kuartal I 2015 BNI tetap fokus pada upaya menghimpun dana murah atau CASA (current account saving account).
DPK BNI pada kuartal I-2015 mencapai Rp 305,15 triliun atau tumbuh 11,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Dari total DPK tersebut komposisinya masih didominasi komponen dana murah (CASA) sebesar 63 persen.
"Kami akan tetap mempertahankan NIM yang normal, kira-kira 6 persen di akhir tahun," ujar Rico.