EKBIS.CO, JAKARTA - Rencana PT Pertamina (persero) untuk membubarkan Petral dan menggantinya dengan Pertamina Energy Services dinilai hanya mengganti baju. Dikhawatirkan, dengan menggantinya menjadi PES, mafia migas masih tetap akan bercokol dalam perdagangan minyak mentah.
Staf Khusus Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu menyatakan, tidak tepat apabila pembubaran Petral hanya disebut ganti baju. Dia menyebut, pada intinya Pertamina membutuhkan trader minyak yang benar-benar 'trader'. Trader yang bisa menjual kepada Pertamina dari pihak pertama.
Sehingga apabila PES nanti akan dihidupkan, maka skalanya akan menjadi trader internasional.
Said juga mengungkapkan, pemerintah tidak ingin nantinya setelah Petral dibubarkan masih ada mafia yang mencoba menggerogoti fungsi dari PES. Dia mengaku tidak ingin kejadian pada 2009 lalu, di mana Integrated Supply Chain yang sempat dibuat untuk gantikan Petral kembali dibubarkan. Saat itu dihembuskan ide bahwa minyak mentah hasil pembelian langsung akan lebih mahal dibanding dibeli dari Petral.
"Seakan-akan minyak itu sudah dikuasai oleh geng penguasa minyak karena hanya bisa dilakukan di Singapur. Tapi faktanya, Pertamina kan sudah menyatakan kalo mau efisien ya diadakan langsung," ujarnya.
Perlu diketahui, ISC yang dahulu sempat dibuat pada 2007 untuk gantikan Petral, hanya bertahan hingga 2009. ISC sendiri saat itu diketuai oleh Sudirman Said, Menteri ESDM saat ini.