EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai target swasembada pangan, terutama jagung. Padahal salah satu sumber karbohidrat tersebut merupakan bahan baku pakan ternak.
Salah satu tantangan yang sulit diatasi adalah ketergantungan impor. Produksi dalam negeri belum mampu memenuhi target yang dibutuhkan.
Bahkan tahun ini Indonesia sudah mengimpor 3,6 juta ton bibit jagung. "Jika situasi ini dibiarkan, tahun-tahun berikutnya akan terus meningkat," ujar Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Hasil Sembiring, di Kantor Kementan, Jakarta, Senin, (4/5).
Maka untuk mengatasinya, pemerintah menargetkan produksi jagung Indonesia harus di atas 20 juta ton, atau naik sekitar 5 persen dibandingkan 2014.
Demi mencapai target tersebut, Kementan memberi bantuan alat dan mesin kepada petani. Di antaranya pemipil jagung, pengering jagung vertikal, combine harvester, dan flat bed dryer.
"Kami juga menurunkan TNI, karena tenaga penyuluh di lapangan terbatas," tambah Hasil. Hal ini produktivitas jagung yang tinggi.