Senin 15 Jul 2019 13:18 WIB

Soal Hama Impor Jagung, Ini Rekomendasi Guru Besar IPB

Pemanfaatan musuh alami parasitoid dinilai dapat mencegah penyebaran hama impor.

Rep: M Akbar/ Red: Friska Yolanda
Focus Group Discussion 'Respons Cepat Invasi Ulat Grayak Jagung, di kampus IPB, Darmaga, Bogor, Senin (15/7).
Foto: Republika/M Akbar
Focus Group Discussion 'Respons Cepat Invasi Ulat Grayak Jagung, di kampus IPB, Darmaga, Bogor, Senin (15/7).

EKBIS.CO,  BOGOR -- Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Aunu Rauf, meminta semua pihak untuk merespons serangan hama impor ulat grayak Spodoptera frugiperda di tanaman jagung. Dalam mencegah kerusakan yang lebih besar, ia menyarankan pengendalian hama dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan.

"Pengendalian sedapat mungkin dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan supaya ecosystem service tetap terjaga," ujarnya dalam acara focus group discussion (FGD) di kampus IPB, Darmaga, Bogor, Senin (15/7).

Baca Juga

Saat ditanya apakah ada kemungkinan telur dari ulat impor tersebut disebarkan lewat benih, Aunu menyatakan kemungkinan itu tidak mungkin terjadi. "Bukan melalui benihnya tapi bisa saja tersebar melalui udara lewat imago," ujarnya. 

Aunu menjelaskan dari hasil penelitian yang dilakukan di Pasaman, Sumatera Barat, diketahui untuk pengendalian hama ulat grayak ini bisa dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan. Upaya pengendaliannya, kata dia, dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami yang tersedia di alam. 

"Pada hama ini ternyata ditemukan musuh alami berupa Parasitoid (Telenomus), Entomopathogen (Metharizium, NPV)," ungkap Aunu.

Terkait dengan upaya penanganan sementara,  pakar hama tanaman dari IPB, Dr Dewi Sartiami, menyarankan kepada petani jagung untuk lebih memperhatikan lahannya. Lalu, ketika ditemukan adanya ulat, ia menyarankan untuk dilakukan pembersihan secara mekanis dengan cara mengambil telurnya. 

“Kalau petani bisa memonitor lahannya dan bisa cepat melakukan pembersihan, peluang untuk tanaman selamat dari serangan bisa lebih besar. Untuk telur biasanya berada di bagian bawah daun,” katanya. M Akbar

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement