EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat surplus hingga Rp 41,23 triliun pada 2014. Sebelumnya, surplus hanya Rp 37,4 triliun di 2013.
Direktur Eksekutif Departemen Keuangan Intern BI Mubarokah menjelaskan, total surplus tersebut merupakan surplus sebelum pajak, yakni Rp 55,09 triliun. Lalu dikurangi pajak Rp 13,86 triliun.
Dalam Laporan Keuangan BI yang baru dirilis, tercatat total penghasilan dari Pelaksanaan Kebijakan Moneter sebanyak Rp 89,09 triliun. Jumlahnya meningkat dibandingkan 2013, Rp 68,54 triliun.
Kemudian penghasilan dari Pengelolaan Sistem pembayarannya Rp 355,19 miliar. Sedangkan penghasilan dari Pengaturan Makroprudensial pada 2014 sebesar Rp 119 juta, turun dibandingkan 2013 yang menyentuh Rp 115,43 miliar.
Pendapatan dari Penyediaan Pendanaan tercatat Rp 257,03 miliar, lalu pendapatan lainnya Rp 3,39 triliun. "Total pendapatan BI sebesar Rp 91,3 triliun pada 2014," kata Mubarokah, di Gedung BI, Jakarta, (25/5).
BI pun tampak menanggung beban Pelaksanaan Kebijakan Moneter sebesar Rp 23,2 triliun, Layanan Sistem Pembayaran Rp 2,92 triliun, serta Kebijakan dan Pengawasan Makroprudensial Rp 77,85 miliar.
Ada pula, beban remunerasi kepada pemerintah sebanyak Rp 3,51 triliun dan beban umum Rp 8,22 triliun.