Rabu 27 May 2015 12:57 WIB

Dituduh Curang, Pertamina: Kami Tak Pernah Larang Timbang Ulang Elpiji

Rep: c85/ Red: Satya Festiani
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (persero) menampik tudingan mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri bahwa pihaknya melarang melakukan pengukuran ulang di SPBE. Faisal menilai hal ini menunjukkan bahwa Pertamina tidak ingin kekurangannya terkuak.

Menanggapi tudingan ini, VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan bahwa Pertamina tidak pernah melarang SPPBE untuk melakukan penimbangan ulang ataupun memiliki alat ukur sendiri. Bahkan Pertamina, katanya, memfasilitasi desain layout SPPBE dengan opsi penempatan jembatan timbang.

"Dalam pelaksanaan bisnis LPG, seluruh stok LPG yang ada di SPPBE adalah milik Pertamina sehingga pengukuran atas LPG curah yang diserahkan ke SPBE atau SPPBE dilaksanakan di titik serah Depot Pertamina, dengan menggunakan jembatan timbang yang telah ditera oleh Dinas Metrologi," jelas Wianda

Selain itu, lanjut Wianda, dalam rangka meningkatkan monitoring pergerakan stok LPG di SPBE/SPPBE secara real time, saat ini Pertamina sedang melaksanakan Pilot Project penggunaan Mass Flow Meter di SPBE COCO Pertamina.

Sebelumnya, Faisal Basri membeberkan keganjilan yang dijalankan oleh oknum di dalam tubuh Pertamina dalam melakukan bisnis elpiji 3 kg. Faisal menyebut, tarif filling fee atau tarif pengisian untuk SPBE sebesar Rp 300 dari sejak awal hingga saat ini. Hal ini aneh, karena seharusnya ada kenaikan fee untuk biaya pengisian ini.

Ternyata untuk menutupi hal ini, lanjut Faisal, oknum Pertamina dan seluruh pelaku bisnis LPG 3 kg membagi-bagi rente sam bentuk sisa LPG.

Dia menjelaskan, setiap tabung kosong elpiji menyisakan sekitar 10 persen elpiji. Namun Pertamina justru menghitung setiap tabung yang kosong tetap diisi penuh 3 kg.

"LPG 3 kg ini tidak ada yang teriak walaupun fee nya tidak dinaikkan untuk SPBE, padahal inflasi tinggi, ya untungnya habis donk, mereka bagi-bagi “perampokan”. Kalau kosong ini tidak sepenuhnya kosong. Tapi depo mengasumsikan isinya penuh 3 kg. Saya punya SPBE timbang ulang dicabut izinnya, tidak boleh sama pertamina. Kawan saya beli timbangan Rp 5 miliar tidak bloleh. Dijual lagi. Emang ini negara apa. Nah ini menunjukkan persoalan-persoalan di hilir," ujar Faisal, Selasa (26/5).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement