EKBIS.CO, JAKARTA -- Pelatihan mekanik bagi pengemudi bajaj gas digelar BUMN Perusahaan Gas Negara (PGN) di kawasan MRU Waduk Pluit, Jakarta Utara dirasakan bermanfaat dan tepat sasaran. Kegiatan yang digelar dalam rangka HUT PGN ke-50 ini, menyasar anggota Komunitas Bajaj Gas (KOBAGAS) sebagai peserta pelatihan. Secara keseluruhan, terdapat 120 peserta yang dibagi dalam empat sesi pelatihan, dengan masing-masing sesi sebanyak 30 peserta, Rabu (10/6).
Trainer pelatihan dari PT Gama Sakti, Ades Fajarudin, mengatakan sosialisasi mengenai cara perawatan dan penanganan roda tiga berbahan bakar gas ini sangat tepat dilakukan. Dari tiga kali pertemuan pelatihan mekanik tersebut, diketahui sebagian besar pengemudi roda tiga ini belum mengetahui sistem penggunaan bahan bakar gas, baik itu masalah keamanan dan perawatannya.
Sebelumnya, ujar dia, PT Gama Sakti sudah berencana untuk memberikan pelatihan serupa bagi pengemudi bajaj gas. "Para peserta sangat berantusias, karena mereka ingin tahu kondisi bahan bakar gas dan isu negatif tentang bahan bakar yang disebut tidak aman," papar Ades.
Menurutnya, terdapat isu negatif yang beredar mengenai penggunaan mesin berbahan bakar gas. Misalnya, penggunaan gas yang dinilai kurang aman, perawatan yang tidak mudah, dan mesin gampang sakit jika terus dipakai. Padahal, terang Ades, hal itu tidak benar dan dikarenakan ketidaktahuan para pengemudi bajaj gas tentang cara merawatnya dengan benar.
Karena itu, dalam pelatihan ini ia memberikan pengetahuan dan praktik agar pemakaian roda tiga berbahan bakar gas itu awet dan aman. Setidaknya, para peserta bisa mengetahui tentang dasar perawatan. Misalnya, penggantian filter pada gas dan kalbulator, kapan saatnya mengganti sparepart gas yang memiliki usia pakai. Terkait hal ini, ketentuan PGN menyarankan agar tabung gas yang dimiliki roda tiga dikuras setiap 2 tahun sekali.
Selain memberikan penjelasan mengenai tata cara perawatan mesin bahan bakar gas, Ades juga memberikan arahan dan pesan moral kepada para peserta pelatihan. Hal itu menyangkut etika, kejujuran dan pelayanan pengemudi roda tiga terhadap konsumen.
Tujuannya, menurut dia, untuk menciptakan lingkungan roda tiga yang aman dan nyaman. Sehingga, transportasi model ini dipercaya masyarakat. Yang mana, selama ini pengemudi transportasi umum dinilai terkesan kurang memiliki etika dan tidak jujur.
"Saya ingin memberikan contoh bagaimana menjadi pengemudi roda tiga idaman masyarakat. Hal itu kita imbau, sehingga mereka punya pemikiran panjang dan wawasan yang terbuka," terangnya.