EKBIS.CO, MALANG -- Layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) yang gencar disosialisasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan mampu membebaskan masyarakat dari jerat rentenir atau lintah darat, terutama di perdesaan. Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Jawa Timur, Indra Krisna mengatakan selama ini kehidupan masyarakat di daerah terpencil dan perdesaan yang belum mengenal dunia perbankan, banyak yang terjerat lintah darat karena bunga pinjaman yang ditawarkan sangat tinggi. Termasuk pinjaman dari 'bank titil' berkedok koperasi.
Indra mengatakan program keuangan inklusif (Laku Pandai) dirancang mengingat masih banyak masyarakat di Tanah Air yang belum mengenal, menggunakan atau mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya karena mereka tinggal di lokasi yang jauh dari kantor atau adanya persyaratan yang memberatkan. Oleh karena itu, katanya, kehadiran Laku Pandai di kawasan perdesaan atau daerah terpencil tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menyimpan dan memanfaatkan uang yang dimilikinya dengan lebih mudah, aman dan cepat.
Apalagi, lanjutnya, setelah menabung secara berkala dan dinilai baik oleh bank, nasabah bisa mengajukan kredit atau pembiayaan mikro untuk tujuan produktif dan mendukung keuangan inklusif. "Kami bersama industri jasa keuangan akan terus mengintensifkan edukasi mengenai produk dan layanan keuangan, termasuk perencanaan keuangan yang baik pada masyarakat, sehingga kehadiran layanan sektor keuangan benar-benar memberikan peningkatan kesejahteraan," ujarnya, Sabtu (13/6).
Indra berharap dengan semakin banyaknya anggota dari berbagai kelompok masyarakat yang menggunakan layanan keuangan atau perbankan, kegiatan perekonomian masyarakat semakin lancar, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan antarwilayah di Indonesia, khususnya antara desa dan kota. Laku Pandai di wilayah kerja OJK Malang diluncurkan, Kamis (4/6) yang didukung enam bank, yakni BNI, BTN, BRI, BTPN dan Bank Mandiri.