EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia berencana melipatgandakan pinjaman untuk pembiayaan infrastruktur dan program pembangunan lainnya di Indonesia hingga mencapai empat kali lipat dari plafon pinjaman 1,5 miliar dolar AS saat ini.
"Mudah-mudahan hal itu dapat dilakukan pada tahun 2017. Kami juga akan melihat program-program pemerintah yang sudah siap untuk didanai," kata Country Director Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) Steven R. Tabor di Jakarta, Selasa (7/7).
Steven mengatakan peningkatan besaran pinjaman itu juga karena kesesuaian komitmen antara ADB dan Indonesia dalam pembangunan infrastruktur dan program-program sosial seperti peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, pengentasan kemiskinan dan juga meningkatkan kualitas ketenagakerjaan.
Tawaran pinjaman ADB, ujar dia, kepada Indoesia selalu meningkat setiap tahunnya. Pada 2014, kata Steven, pinjaman ADB sebesar 710 juta dolar AS dan meningkat menjadi 1,5 miliar dolar AS pada 2015. Menurut dia, selain bantuan dalam bentuk pinjaman, ADB juga aktif melakukan kajian untuk perubahan kebijakan dan perencanaan program pembangunan.
"Dampak ADB harusnya tidak hanya dilihat dari segi jumlah anggaran. Dampak itu apakah ADB bisa membantu pemerintah membuat program yang bagus, 'policy' yang akan didukung dengan baik," kata dia.
Pada 2015, Steven yakin penawaran pinjaman 1,5 miliar dolar AS akan terserap secara secara keseluruhan. Steven mengatakan pihaknya akan mencocokan alokasi pinjaman tersebut dengan program-program yang ditawarkan pemerintah, yang dicantumkan dalam Daftar Rencana Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (DPHRLN) 2015-2019 atau "Blue Book" dan juga "Green Book".
Menurut rencana ADB, pinjaman 1,5 miliar dolar AS akan dialokasikan sebagian besar kepada program-program pembangunan infrastruktur. Selain program infrastruktur, pinjaman ADB juga dialokasikan untuk beberapa program reformasi sektor ekonomi, seperti sektor energi.
"Sisanya untuk program-program reformasi bidang energi, misalnya dampak penurunan subsidi energii, kebijakan energi terbarukan. Jadi ada paket reformasi di sektor enegeri yang akan didukung ADB, Bank Dunia, dan lainnya. ADB akan memimpin untuk mendukung reformasi di sektor itu," ujar dia.
Selain pinjaman untuk pemerintah, Steven mengatakan ADB juga menyiapkan pinjaman untuk pembangunan yang dilakukan pihak swasta. Pinjaman itu, kata dia, akan dalam jumlah yang besar. Namun dia enggan menjelaskan secara rinci karena kerja sama dengan swasta itu masih dalam proses.
"Mudah-mudahan akan ada hasil dan pengunguman di Novermber tentang itu," ujarnya.