EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Komunitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta berharap pemerintah memberikan keringanan kredit pinjaman modal dengan bunga rendah, agar mampu bertahan menghadapi persaingan dengan produk luar negeri.
"Kami berharap bunga kredit dapat ditekan lebih rendah, maksimal lima persen, sehingga persoalan likuiditas juga bisa diatasi oleh masing-masing pelaku usaha," kata Ketua Komunitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) DIY Prasetyo Atmosutidjo, Sabtu (11/7).
Ia mengatakan rata-rata suku bunga kredit perbankan hingga saat ini masih tinggi, yakni mencapai 13 hingga 15 persen.
Menurut dia, masih tingginya tingkat suku bunga kredit tersebut menjadi salah satu faktor menurunnya pergerakan perekonomian di Indonesia yang sebagian besar dikendalikan oleh sektor usaha kecil menengah.
"Persoalan kredit macet juga kerap disebabkan tingginya suku bunga kredit," kata dia.
Oleh sebab itu, menurut Prasetyo, keringanan kredit khusus pinjaman modal bagi pelaku UKM perlu diprioritaskan dibandingkan fasilitas kredit pinjaman lainnya. Apalagi, hingga saat ini 90 persen lapangan kerja di Indonesia masih didominasi sektor UKM.
Selain itu, menurut dia, pemerintah juga perlu mempropteksi produk kerajinan lokal atau produksi dalam negeri dari gempuran produk impor, misalnya dengan mengampanyekan penggunaan produk lokal kepada masyarakat.
"Proteksi terhadap produk dalam negeri juga bisa diwujudkan dalam bentuk fasilitas keringanan pajak," kata dia.