EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat perlambatan pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada Juni 2015. Posisi M2 pada Juni 2015 tercatat sebesar Rp 4.359,5 triliun.
Uang beredar tumbuh 13,0 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada Mei 2015 yang sebesar 13,4 persen (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, berdasarkan komponennya, perlambatan pertumbuhan M2 tersebut bersumber dari komponen Uang Kuasi. Uang kuasi terdiri atas Simpanan Berjangka dan Tabungan baik dalam rupiah maupun valuta asing serta Simpanan Giro Valuta Asing. “Pada Juni 2015, uang Kuasi tumbuh 13,9 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 15,1 persen (yoy),” jelasnya dalam siaran pers, Kamis (6/8).
Tirta menjelaskan, berdasarkan faktor yang mempengaruhi, melambatnya pertumbuhan M2 tersebut dipengaruhi oleh melambatnya ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat dan pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Ekspansi keuangan Pemerintah pusat mengalami perlambatan yang tercermin dari turunnya pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat dari 25,6 persen (yoy) pada bulan Mei 2015 menjadi 25,5 persen (yoy) pada Juni 2015.
Sementara itu, kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Juni 2015 tercatat sebesar Rp 3.863,9 triliun, atau tumbuh 10,2 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 10,3 persen (yoy).
Suku bunga simpanan perbankan mengalami penurunan sementara suku bunga kredit meningkat. Pada Juni 2015, suku bunga deposito berjangka 1, 3 dan 6 bulan masing – masing tercatat sebesar 7,76 persen, 8,27 persen dan 8,73 persen, turun dibandingkan 7,85 persen, 8,50 persen dan 8,90 persen pada Mei 2015. Di sisi lain, rata-rata suku bunga kredit mengalami sedikit peningkatan dari 12,96 persen menjadi 12,97 persen pada Juni 2015.