EKBIS.CO, HONG KONG -- Standard Chartered, Bank Inggris yang fokus di Asia, menyatakan keuntungan yang merosot pada semester pertama 2015. Bank juga telah memangkas deviden sebesar 50 persen untuk berjuang kembali ke pertumbuhan.
Laba bersih merosot 36,7 persen per Juni 2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, dengan laba sebelum pajak menukik 44 persen. Deviden pemegang saham dipotong sebesar 50 persen dari 28,8 sen per saham menjadi 14,4 sen per saham.
CEO Group Standard Chartered, Bill Winters, mengambil kendali dari Peter Sands pada bulan Juni. Bill Winters adalah mantan co-head di JP Morgan. Chairman Standard Chartered Sir John PEace telah menyampaikan adanya kemajuan pada target untuk memperkuat rasio modal grup.
"Namun, tindakan ini juga berdampak pada return on equity kami, dan dikombinasikan dengan kinerja pendapatan yang mengecewakan dan prospek jangka pendek bagi grup, dewan telah memutuskan untuk mengurangi deviden sebesar 50 persen," kata John Peace di Hongkong, seperti dilansir Arabnews, Kamis (6/8).
Laba bersih turun dari 2,31 miliar dolar AS menjadi 1,46 miliar dolar AS, dengan laba disesuaikan sebelum pajak turun dari 3,27 miliar dolar AS menjadi 1,82 miliar dolar AS.
Standard Chartered selamat dari krisis keuangan global tahun 2008 tanpa bantuan negara. Namun, bank telah menderita beberapa kali akibat dampak perlambatan pertumbuhan di pasar negara berkembang seperti Asia, Afrika dan Timur Tengah. Daerah tersebut berkontribusi 90 persen dari total keuntungan.
Pada tahun 2014 bank juga terkena denda 300 juta dolar AS kepada regulator perbankan New York karena gagal mendeteksi kemungkinan pencucian uang.
Pada tahun 2012, bank telah membayar 667 juta dolar AS kepada regulator untuk menyelesaikan tuduhan melanggar sanksi AS dengan menangani ribuan transaksi yang melibatkan Iran, Myanmar, Libya dan Sudan.
Laba bersih bank turun 37 persen pada 2014, penurunan berturut-turut pada tahun kedua. Penurunan laba mendorong bos mengumumkan pada Maret tahun ini bahwa para karyawan akan melupakan bonus mereka.
Standard Chartered mengatakan pada Januari akan memangkas 2.000 pekerjaan di seluruh dunia pada tahun 2015. Hal itu dilakukan karena bank mencoba menghemat 400 juta dolar AS dalam perbaikan struktural.