EKBIS.CO, BOGOR -- Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina memastikan bahwa stok ayam di dalam negeri cukup. Dia juga memastikan bahwa tidak ada aksi mogok pedagang ayam.
"Aksi mogok tidak ada, pedagang memang ada yang libur karena hari kemerdekaan, besok sudah jualan lagi," ujar Srie ketika mengunjungi peternakan ayam di Bogor, Senin (17/8).
Srie menjelaskan, harga ayam di tingkat peternak saat ini Rp. 21.500. Harga tersebut sudah menguntungkan karena biaya pokoknya sebesar Rp. 16.500. Dengan harga tersebut, wajarnya harga di pedagang antara Rp. 29 ribu sampai Rp. 32 ribu.
Menurut Srie, memang ada anomali kenaikan harga daging ayam. Karena pada saat sebelum lebaran harga ayam seharusnya naik tapi ternyata tidak tercapai. Pada saat menjelang lebaran, harga ayam di peternak di bawah biaya pokok yakni sekitar Rp. 15 ribu. Sementara itu, saat lebaran harga daging ayam kembali naik.
"Dengan demikian, pedagang mau mensubtitusi keuntungan sebelumnya sehingga harganya tidak turun," kata Srie.
Selain itu, kenaikan harga daging ayam naik karena terpengaruh oleh tingginya harga daging sapi. Sehingga masyarakat cenderung melakukan subtitusi konsumsi dari daging sapi ke daging ayam, dan ini menyebabkan permintaan melonjak.
Menurut Srie, pada pekan depan diharapkan harga sudah kembali normal karena dalam empat hari ke depan ayam di peternakan sudah siap potong. Saat ini, rata-rata konsumsi ayam secara nasional sebesar 7,6 kilogram per kapita per bulan.
Salah satu perusahaan peternakan ayam di Bogor yakni Multi Sarana Pakanindo memiliki kemitraan dengan 10 peternak sistem close atau terintegrasi. Jumlah ayam yang diproduksi oleh peternak kemitraan tersebut yakni sekitar 200 ribu ekor. Selain itu, peternakan tersebut juga memiliki 50 peternak dengan sistem open yang memproduksi sekitar lima ribu ekor ayam.