EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Danamon Tbk melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Bank Central Asia Tbk dan PT Rintis Sejahtera mengenai penggunaan kartu prabayar Flazz dan pengembangan infrastruktur pendukungnya. Penandatanganan MoU dilakukan di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (19/8).
Kemitraan antara Danamon dan BCA mencakup penerbitan kartu prabayar Flazz oleh Danamon. Sedangkan kemitraan antara Danamon dan Rintis meliputi pengembangan infrastruktur pengisian ulang saldo kartu Flazz melalui jaringan Danamon.
Direktur Utama Danamon Sng Seow Wah mengatakan, melalui kemitraan tersebut nasabah Danamon dapat menerima manfaat dari cepatnya dan mudahnya bertransaksi dengan uang elektronik.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kerjasama tersebut mendukung program pemerintah melalui Bank Indonesia yang mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai. Dengan menggunakan Flazz, lanjutnya, nasabah Bank Danamon dapat melakukan transaksi pembayaran lebih praktis, efisien dan aman.
Selain itu, dengan kartu Flazz Danamon, nasabah dapat bertransaksi di selutuh merchant Flazz dan diikutsertakan dalam berbagai program yang diselenggarakan Flazz.
Berdasarkan data Bank Indonesia mengenai penggunaan uang elektronik pada tahun 2014, transaksi menggunakan uang elektronik berjumlah 203 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,3 triliun. Pada tahun 2015, diperkirakan transaksi menggunakan uang elektronik mencapai 450 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 4 triliun.
Jahja menyatakan, selain penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga, yang penting lagi bagi perbankan adalah payment sistem. Kerja sama tersebut diharapkan memudahkan nasabah BCA dan Danamon.
Saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia masih menggunakan transaksi uang tunai (cash society). Padahal, biaya pengelolaan uang tunai tidak murah, termasuk logistik untuk menyiapkan ATM, mesin, listrik, slip kertas, biaya perawatan, dan lain-lain.
Jahja menyebutkan, awalnya ada perdebatan internal sebelum BCA meluncurkan Flazz card, sebab nature-nya untuk pembayaran transportasi. Namun, saat ini sudah dikembangkan untuk pembayaran di merchant-merchant yang bekerja sama dengan Flazz. Saat ini, BCA memiliki 34 ribu merchant dan 60 ribu outlet. Jumlah kartu Flazz yang diterbitkan mencapai 77 juta kartu dengan perputaran transaksi sebesar Rp 425 miliar pada Januari-Juni 2015.
"Yang penting memasyarakatkan, Jakarta dan kota lain terbiasa menggunakan Flazz card ini. Secara bertahap cash society bisa dihilangkan," jelasnya.