Rabu 26 Aug 2015 05:37 WIB

Kepercayaan Pelaku Pasar terhadap Rupiah Belum Membaik

Rep: Qomaria Rostanti/ Red: Agung Sasongko
Rupiah
Foto: VOA
Rupiah

EKBIS.CO, ‎ JAKARTA -- Hilangnya harapan pada laju rupiah masih terjadi dan belum juga menemukan momentum perbaikan. Pelaku pasar tampaknya masih kehilangan kepercayaan  terhadap pergerakan rupiah yang tidak kunjung membaik.

"Apalagi jika di tambah dengan ulasan negatif terkait rupiah yang menjadi korban atas perang mata uang yang terjadi saat ini, makin memperlihatkan posisi dan pondasi rupiah yang mudah goyah, labil, dan kurang kuat menahan sentimen negatif," kata analis riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/8) malam.

Laju Yuan yang melemah terhadap dolar AS turut berimbas negatif pada laju rupiah. Sebelumnya Reza menyampaikan masih adanya sentimen negatif membuat laju rupiah masih rentan dengan hantaman pelemahan. Waspadai masih adanya potensi pelemahan lanjutan.

"Belum adanya penyeimbang sentimen negatif dan belum adanya hal-hal yang bersifat makroekonomi yang menunjukan adanya upaya perbaikan, akan berpotensi menekan laju rupiah," kata dia. Tetap waspadai jika laju rupiah kembali melanjutkan pelemahan. Laju rupiah di bawah target support 14.045. Rp 14.125-14.025 (kurs tengah BI).

Laju pasar saham Asia cenderung bergerak variatif. Meski sudah mulai ada yang menguat namun, juga ada yang melemah. "Tampaknya kepanikan masih melanda pelaku pasar dalam menanggapi kondisi pasar saat ini. Sebagian ada yang mencoba untuk kembali masuk namun tidak terlalu banyak," ucap Reza.

Kekhawatiran tersebut terkait dengan pemulihan ekonomi global yang kian jauh dari harapan. Naiknya Yen membuat bursa saham Jepang masih mendekam di zona merah. Di sisi lain, keputusan pemangkasan tingkat suku bunga Tiongkok (-25 bps untuk suku bunga acuan/lending rate dan -50 bps untuk reserve requirement bagi perbankan komersial) yang diikuti dengan rilis kenaikan CB leading economic index-nya membuat HSI mampu berbalik naik namun tidak diikuti oleh Shanghai yang melanjutkan pelemahan.

Kondisi dari bursa saham Eropa mulai menunjukan perbaikan dengan berbalik ke zona hijau. Adanya kebijakan dari PBoC untuk menurunkan tingkat suku bunga acuannya direspon positif dan digunakan untuk mengangkat laju bursa saham Eropa ke zona hijau. Pelaku pasar melihat adanya para pemangku kebijakan, otoritas pasar, yang berusaha menenangkan aksi jual tersebut.

 

Laju bursa saham AS, kata Reza, diharapkan dapat mengikuti laju bursa saham Eropa dan Asia yang mampu berada di zona positif pasca PBoC mengambil kebijakan memangkas suku bunga dan berupaya untuk menenangkan pasar dari aksi jual massif. Naiknya harga minyak mentah dan obligasi diharapkan dapat membantu laju bursa saham AS untuk rebound.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement