EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan, gejolak ekonomi dua berimbas ke berbagai negara di Asia, khususnya Indonesia. Ia pun mengungkapkan, penyebab terguncangnya ekonomi dunia.
Pertama, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang didorong masalah ekonomi di Uni Eropa dan Jepang, serta rencana The Fed menaikkan suku bunga. "Pelemahan harga komoditas dan pilihan Tiongkok untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter juga mempengaruhi," katanya, dalam Konferensi Internasional berteme 'The Future of Asia's Finance' di Gedung BI, Jakarta, Rabu, (2/9).
Meski begitu, Agus menyatakan, selama ini Asia cukup tangguh untuk bertahan dan memimpin pertumbuhan global dalam 30 tahun terakhir. "Kondisinya sekarang terjadi kerentanan pada pasar keuangan. Hal ini tentunya harus bisa diatasi dengan kebijakan tepat," jelasnya.
Ia menegaskan, pertumbuhan ekonomi menjadi keharusan. Ekonomi moderat pun sangat krusial agar dapat terus melanju.
Agus mengakui, sebenarnya ekonomi Indonesia sudah melambat sejak 2013 mengikuti perlambatan ekonomi dunia. Hanya saja, ia menuturkan, selama ini BI bertugas menjaga kebijakan moneter, agar tetap baik selama ekonomi melambat.
"BI sebagai bank sentral selalu ada di pasar untuk menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," tegasnya. Ia menambahkan, sepanjang tahun ini rupiah telah melemah sampai 12 persen, sehingga harus tetap dijaga fundamentalnya.