EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) kembali mengoreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2015. Dari 4,9 persen, sebelumnya lima persen.
Deputi Country Director ADB Edimon Ginting mengatakan, revisi tersebut disebabkan kondisi eksternal dan internal. Ia menjelaskan, faktor eksternal karena ekonomi global yang cenderung belum stabil.
Sedangkan faktor internal dipengaruhi oleh tertundanya sejumlah proyek infrastruktur pemerintah. Hal ini karena, belanja infrastruktur saat ini baru terealisasi sekitar 10 persen dari target sebesar 85 persen.
"Tahun 2015 anggaran infrastruktur baru 10 persen yang direalisasikan semester I 2015. Kalau seandainya 80 sampai 85 persen terealisasi maka bisa mendorong pertumbuhan yang besar di semester II 2015," ujar Edimon di acara Asian Development Outlook 2015 Update, di Jakarta, Selasa, (22/9).
Ia menambahkan, dari sisi ekspor kondisi global masih sulit. Maka ekspor tak bisa diselesaikan dengan cepat. Jadi jika Indonesia ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 4,9 persen, diharapkan tak ada lagi penundaan untuk merealisasikan anggaran pemerintah.
"Selain itu, pemerintah harus lakukan reform, di mana harus membuat kepercayaan kepada investor agar dapat menstabilkan situasi di Indonesia," jelas Edimon.
Sebelumnya, pada awal Juli lalu juga sudah merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2 persen menjadi lima persen.