EKBIS.CO, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) menyatakan, banyak perempuan berpendidikan rendah dan tak memiliki keahlian hanya bisa mendapat pekerjaan yang bersifat informal, bergaji rendah, dan berisiko. Pembatasan hukum atas hak properti serta kurangnya akses pembiayaan pun dinilai menghambat jalan kewirausahaan bagi perempuan.
"Bahkan perempuan yang berpendidikan lebih tinggi juga menghadapi sejumlah kendala dalam jalur karirnya dan sulit mengakses posisi senior," ujar Social Sector Officer ADB Indonesia, di Jakarta, Selasa, (22/9). Menurutnya, kehadiran perempuan dalam manajemen puncak perusahaan dan kepemimpinan politik di Asia juga terbatas.
Meski begitu, ia menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir, pendidikan anak perempuan sudah mendekati anak laki-laki. Hanya saja di kawasan Asia yang tengah berkembang, masih ada kesenjangan upah perempuan dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan penelitian ADB, upah perempuan baru sebanyak 77 persen dari rata-rata upah lelaki. "Hal ini menunjukkan, pendidikan saja belum cukup untuk menjembatani kesenjangan pendapatan," tutur Rooswanti.
Ia berharap, perempuan bisa lebih banyak memperoleh pendapatan mandiri. Perempuan yang mandiri secara keuangan, dinilainya akan memiliki daya tawar pula dalam rumah tangganya, sehingga membentuk sikap generasi mendatang.