Senin 05 Oct 2015 14:52 WIB

Ekonomi Melambat, Jokowi Optimistis Industri Tetap Tumbuh

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Jokowi saat memeriksa pasukan di HUT TNI ke-70 di Pantai Indah Kiat, Cilegon, Senin (5/10).
Foto: Setkab
Presiden Jokowi saat memeriksa pasukan di HUT TNI ke-70 di Pantai Indah Kiat, Cilegon, Senin (5/10).

EKBIS.CO, BANTEN -- Presiden Joko Widodo optimistis industri dalam negeri tetap tumbuh kendati perekonomian dunia melemah. Hal itu sudah terbukti dengan adanya 16 proyek investasi padat karya yang sedang dalam tahap konstruksi di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Masih banyak peluang di negara kita yang bisa diangkat menjadi sebuah investasi yang menciptakan lapangan kerja," ucap Presiden dalam peluncuran program Investasi Padat Karya Menciptakan Lapangan Kerja di PT Adis Dimension Footwear, Balaraja, Tangerang, Banten, Senin (5/10).

Jokowi menyebut bahwa keberadaan 16 proyek investasi padat karya itu telah menumbuhkan optimisme di kalangan dunia usaha. Artinya, di tengah isu PHK, justru ada banyak proyek investasi lain di dalam negeri yang akan menyerap ribuan tenaga kerja Indonesia.

"Ada optimisme yang tumbuh, jangan yang diberitakan hanya PHK terus," kata mantan wali kota Solo tersebut.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menambahkan, 16 perusahaan investasi padat karya itu akan menyerap tenaga kerja Indonesia sedikitnya 121 ribu orang dalam lima tahun. Saat ini, sejumlah perusahaan bahkan sudah memulai menyerap tenaga kerja sebanyak 73.885 orang.

Dia mengatakan, keenam belas perusahaan, yang sedang melakukan tahap konstruksi tersebut, memiliki rencana investasi dengan nilai total Rp 18,9 triliun. Sampai September 2015, realisasi investasinya sudah mencapai Rp 11,4 triliun.

Kehadiran industri padat karya ini, ucap Franky, juga akan ikut menggerakkan sektor ekonomi lain di sekitarnya. Dia mencontohkan, apabila satu pabrik menyerap 1.000 pekerja saja, maka industri pendukung lainnya seperti catering, transportasi dan rumah kontrakan juga ikut tumbuh.

"Bisa kita bayangkan dampak yang terjadi jika penyerapan tenaga kerja mencapai 5.000 atau 10.000 orang," kata Franky.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement