EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Nellys Soekidi mengatakan, dalam hitungannya, stok beras sampai Desember cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Ada beras masuk mulai Senin 12 Oktober kemarin ada 5.250 ton. Ini pertama terjadi padahal paceklik, biasanya kalau musim-musim seperti ini tidak pernah sebanyak ini,” ujarnya dia. Perpadi pun telah menyiapkan strategi untuk kondisi kekeringan seperti sekarang ini. Selain Bulog yang memiliki stok, pedagang juga menyiapkan stok.
Nellys menjelaskan, dengan stok yang ada, kebutuhan Januari-Februari akan tergantung kondisi November. Kalau November hujan, maka Februari sudah panen. Namun, kalau Desember baru turun hujan, maka panennya mundur di Maret.
"Kita pasar punya strategi, kita para pedagang punya stok. Bukan hanya di Bulog saja, tapi di penggilingan juga masih ada stok. Seandainya terpaksa impor, sebaiknya pemerintah memperhitungkannya secara cermat, yakni hanya sebatas memenuhi cadangan saja untuk maksimal tiga bulan untuk menjaga pasokan di Januari-Maret," ungkapnya.
Menurut dia, impor beras bisa menjadi problem serius bagi petani jika beras yang diimpor melebihi kebutuhan. Dia menyarankan, impor beras sebaiknya diserahkan kepada Bulog, tanpa melibatkan swasta. Sebab begitu masuk melalui Bulog, beras bisa ditahan menyesuaikan kebutuhan. Bila di tangan swasta, beras itu akan keluar sewaktu-waktu dan mengacaukan harga.
Sementara itu, Direktur Umum PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Presetyo Adi mengungkapkan, sampai dengan hari ini stok beras yang dimiliki adalah sebanyak 33.600 ton. Selain itu, penurunan harga beras mencapai Rp 500 per kilogram dibanding pekan sebelumnya. "Dibandingkan dua minggu yang lalu turun Rp 400-500 per kilogram. Penurunan harga untuk semua jenis beras," ujarnya.