EKBIS.CO, JAKARTA -- Laju rupiah masih menunjukkan pelemahan jelang akhir pekan seiring outlook kian pastinya The Fed menaikkan suku bunganya pada Desember 2015.
Di sisi lain, pelemahan laju rupiah juga dipicu imbas masih melemahnya laju Euro seiring dengan maraknya ekspektasi akan adanya stimulus dari European Central Bank (ECB).
Tidak hanya itu, penantian terhadap approval program reformasi APBN Yunani untuk mendapatkan dana talangan dari para kreditur senilai 86 miliar euro juga turut berimbas negatif pada rupiah.
Analis riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan suku bunga lembaga penjamin simpanan (LPS) tetap di mana tingkat bunga penjaminan di bank umum untuk simpanan rupiah sebesar 7,5 persen; valuta asing sebesar 1,25 persen; dan tingkat bunga penjaminan untuk BPR dalam bentuk simpanan rupiah sebesar 10 persen dinilai tidak mampu mengangkat rupiah.
Reza mengatakan laju rupiah bergerak sesuai estimasi yang sebelumnya cenderung melemah. Meski sejumlah mata uang global sudah menguat terhadap dolar AS namun belum membuat laju rupiah turut menguat.
Untuk itu, ia menyarankan, tetap mewaspdai dan mencermati sentimen yang akan muncul yang dapat membuat laju rupiah masih akan melanjutkan pelemahannya.
Tampaknya beberapa sentimen positif yang ada kurang kuat membuat laju rupiah untuk beranjak dari zona merah. Padahal peluang untuk berbalik arah menguat cukup terbuka namun, tidak dapat dimanfaatkan oleh rupiah.
Untuk itu, tetap mewaspdai dan cermati sentimen yang akan muncul yang dapat membuat laju rupiah masih akan melanjutkan pelemahannya. Laju rupiah di bawah target support 13.778. Rp 13.794-13.777 (kurs tengah BI).