Menariknya, Awang tidak hanya berpikir bisnis semata. Menurut Awang, anak-anak yang ditinggal ibunya bekerja rentan terbengkalai dan kurang perhatian, termasuk menyangkut pendidikan. Oleh sebab itu Awang mendirikan sekolah non-formal tingkat PAUD dan TK. Semua fasilitas gratis, tanpa dipungut biaya sepeser pun.
“Saya juga sedang merintis lembaga pendidikan dan pelatihan bagi nelayan agar kemampuan mereka berkembang dan taraf ekonominya meningkat. Dari keuntungan selama ini, 10 persen saya sisihkan untuk mengembangkan sekolah dan lembaga pelatihan ini,” ujar pria kelahiran Cirebon, 13 Agustus 1986 ini.
Awang berharap peran aktif pemerintah untuk terus mendorong para wirausaha-wirausaha muda seperti dirinya. Melalui upaya ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, yang berimbas pada penurunan angka pengangguran dan bertambahnya ketahanan ekonomi secara nasional.
Hadiah uang tunai 50 juta rupiah dari Kemenpora, kata Awang, digunakan membeli perahu.
“Dengan menambah jumlah perahu, maka hasil tangkapan Rajungan bisa lebih besar. Mudah-mudahan hal ini dapat mewujudkan impian saya menjadi eksportir daging Rajungan sendiri. Bukan sekadar menjadi supplier seperti saat ini,” harapnya