Kamis 26 Nov 2015 21:32 WIB
Usaha Rakyat

Pengusaha Hijab Ini Sukses Berkat Pantang Menyerah

Rep: C35/ Red: Nur Aini
 Pernak pernik perlengkapan pada Hijab & Craft Season 2015 di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Kamis (7/5). (Republika/Edi Yusuf)
Pernak pernik perlengkapan pada Hijab & Craft Season 2015 di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Kamis (7/5). (Republika/Edi Yusuf)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Juwita Karokaro, pemilik sekaligus CEO Khanz Hijab Bogor menularkan semangat berwirausaha mulai dari nol kepada mahasiswa FEB Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Kamis (26/11). Kegigihannya menghadapi kehidupan serba kekurangan membuat dia bisa sukses hingga saat ini.

Dia memulai bisnis kecil-kecilan dengan menjadi reseller gorengan yang dia jajakan ke kampusnya, UIKA Bogor tanpa rasa malu. Rutinitas itu dia jalani setiap hari tanpa kenal lelah. Dia mengaku, dengan menjualkan gorengan milik orang lain tersebut dia bisa bertahan hidup meskipun dengan pas-pasan.

"Kita akan menghadapi MEA, barang dari luar negeri bagus dan murah-murah. Selain kita harus mencintai produk asli Indonesia, kita juga terus menciptakan produk baru. Saya tidak mau menyerah, apapun yang terjadi, saya terus berusaha," tuturnya dalam talkshow Studentpreneur dalam rangka IBF Goes to Campus di aula FEB UIKA Bogor, Kamis (26/11).

Setelah memiliki cukup modal dia juga pernah merintis usaha ternak lele. Namun, usahanya itu gagal karena dia mengaku usaha ternak lele tersebut bukan bidangnya. Kegagalan usahanya itu mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta. Kendati demikian dia tidak pernah merasa putus asa karena pasti mendapat rezeki yang lebih besar.

Menurutnya, untuk memulai berbisnis harus memiliki jiwa pantang menyerah, disiplin, dan kesungguhan. Dia pun menceritakan keberhasilan usaha hijabnya uang sudah bisa menjual sekitar 500 potong gamis dan kerudung per harinya.

Meskipun dia sibuk berbisnis sejak awal masuk kuliah, ternyata itu bukan kendala bagi Juwita untuk meraih prestasi akademik. Juwita mampu meraih IPK 4. Bahkan, dia juga aktif di berbagai organisasi kampus. Ketika ditanya teman-temannya kapan dia belajar, dia menjawab belajar selama 20 menit setelah sholat tahajud.

"Belajar itu tidak perlu lama-lamam 20 menit saja cukup. Asal belajar di waktu yang tepat, yaitu waktu menjelang subuh ketika otak masih fresh," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement