EKBIS.CO, BOYOLALI -- Produk kerajinan berupa dompet berbahan baku kulit ikan pari dari Desa Sambon, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mampu menarik minat pembeli dari berbagai kota.
Seorang perajin yang juga warga RT08/RW02 Desa Sambon, Wawan Purnomo (46 tahun) mengaku saat ini sedang melayani permintaan dari beberapa kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan beberapa kota besar di luar Pulau Jawa.
"Saya melayani permintaan pasar rata-rata 200 hingga 300 buah dompet per bulan. Jumlah sesuai dengan kemampuan produksi," kata Wawan yang menggeluti bisnis itu sejak 2008 di Boyolali, Kamis (26/11).
Ia mengaku hingga saat ini produknya masih jarang dibuat oleh perajin dari daerah lainnya.
"Kami menjual dompet ini dengan harga Rp 200 ribu per buah," katanya.
Ia juga mengaku membuat produk lainnya, seperti ikat pinggang dan tas yang bahkan pemasarannya sempat sampai luar negeri. Produk kerajinan berupa ikat pinggang dijual dengan harga sekitar Rp 700 ribu per buah dan tas antara Rp 700 ribu hingga Rp 4 juta, tergantung ukuran dan kualitasnya.
Hingga saat ini, Wawan mengaku tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan baku berupa kulit ikan pari yang diperoleh dari Jepara, Jateng. Harga bahan baku sekitar Rp 90 ribu per lembar dengan ukuran tujuh inci.
Namun, ia mengalami kesulitan untuk mencari tambahan tenaga kerja guna meningkatkan produksi kerajinan tersebut. "Saya kesulitan mencari tenaga kerja karena harus melatih terlebih dahulu dari nol sehingga membutuhkan waktu lama," kata Wawan.
Ia mengaku sudah mencoba mencari tambahan tenaga kerja untuk proses produksi, seperti penyamakan kulit hingga pembuatan desain dan menjahit. "Sudah mencari ke mana-mana, tetapi masih sulit mendapatkannya," ujarnya. Saat ini, katanya, usaha kerajinan itu mempekerjakan tiga orang dengan kemampuan produksi sekitar 200 buah per bulan. "Saya kini sedang melayani pesanan dalam negeri saja, sedangkan sebelumnya sempat ekspor ke Swiss dan Belgia," katanya.