Senin 30 Nov 2015 19:11 WIB

Ekonomi Nasional 2016 Masih Terpengaruh Isu Global

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Bank Dunia memperkirakan di 2015 sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya.
Foto: dok Republika
Bank Dunia memperkirakan di 2015 sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Forum Dekan Ekonomi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se Indonesia menilai ekonomi nasional 2016 masih akan diseret dinamika ekonomi dunia. Karena itu, perlu strategi bersama semua pihak khususnya pemangku kebijakan publik dalam menyikapi keadaan ekonomi Indonesia ke depan.

Juru bicara Forum Dekan Ekonomi PTM se Indonesia Mukhaer Pakkanna mengatakan, ada empat isu yang diprediksi akan menyeret ekonomi nasional, yakni melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, ketidakpastian kebijakan The Federal Reserve AS, melemahnya daya serap pasar dunia, termasuk Tiongkok, dan kondisi geo-politik global yang makin tidak menentu.  

 

Dalam kondisi itu, posisi perekonomian Indonesia makin rapuh. Untuk menghindarinya, mereka merekomendasikan penguatan basis produksi dan konsumsi nasional.

''Pemerintah diharapkan bisa fokus mengembangkan produksi berbasis substitusi impor yang lebih berorientasi padat karya dan memiliki kandungan lokal tinggi,'' kata Mukhaer.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, proporsi impor produk-produk barang modal, bahan baku dan bahan penolong secara bersama-sama mencapai 90 persen dari total impor Indonesia. Sayangnya, sampai saat ini pemerintah belum benar-benar terbukti serius mengupayakan pengurangan kebergantungan terhadap produk-produk itu.

Selain itu diperlukan pula penguatan basis pasar dalam negeri. Muhammadiyah menilai ini penting sebagai proteksi pasar domestik dari gangguan impor.

Penguatan pasar dalam negeri juga akan memperluas pasar dan pusat distribusi, adanya kepastian peredaran barang, serta memberikan peluang sebesar-besarnya bagi wirausaha nasional memasok kebutuhan pasar dalam negeri, termasuk promosi penggunaan produk dalam negeri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement