EKBIS.CO, JAKARTA -- Tahap demi tahap dilakukan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pelita Air Services (PT PAS) bersama PT Garuda Indonesia (Persero) demi mewujudkan Bandara Pondok Cabe di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, menjadi bandara komersial. Namun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengizinkan Bandara Pondok Cabe dijadikan bandara komersial dengan sejumlah persyaratan.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo mengakui, pihaknya belum dapat menjelaskan apakah bandara tersebut sudah dapat beroperasi pada tahun depan seperti yang ditargetkan PT PAS.
"Belum ada surat permintaan dari Pertamina. Kalau sudah ada surat saya akan evaluasi, mungkin tidak untuk penerbangan komersil, kalau tidak bilang tidak, kalau iya, ya bisa (beroperasi)," ucapnya, di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (3/12).
Meski dapat menjadi alternatif baru selain Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusumah, ia menegaskan izin operasi bandara komersial baru tetap harus mengutamakan faktor keselamatan dan keamanan. Ia tak segan, untuk tidak memberikan izin apabila persoalan teknis yang diminta belum terpenuhi.
"Kalau nggak memenuhi persyaratan teknis ya nggak dibuka, pasti safety first," katanya.
Menanggapi hal ini, PT PAS bergerak cepat dengan mengirimkan surat permohonan. Plt Direktur Utama Pelita Air Services (PAS) Rifky E Hardijanto mengatakan, bersama PT Pertamina (Persero) akan mengajukan surat permohonan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait pengembangan dan renovasi Bandara Pondok Cabe, di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
"Kita akan kirimkan surat permohonan ke Kemenhub, ke Direktur Kebandaraan dan Navigasi, untuk minta bimbingan teknis, Insyaallah surat akan kita berikan hari ini (4/12) supaya cepat," ujarnya.
Menurutnya, keinginan menjadikan Bandara Pondok Cabe sebagai bandara komersial tidak lepas dari kepadatan yang terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma.
"Karenanya kita membuka diri berikan layanan penerbangan, dan berikan manfaat ke masyarakat," ungkapnya.
Soal pengaturan ruang udara, Rifky menyerahkan sepenuhnya kepada Kemenhub untuk mengkajinya lebih lanjut. Nantinya, bandara itu akan digunakan Garuda dalam melayani penumpang dengan rute-rute pendek seperti Solo, Yogyakarta, Semarang, Kalimantan bagian selatan, Sampit, Pangkalan Bun, Ketapang, Sumatera bagian selatan, Lampung, dan Bengkulu.
Untuk rute dan pesawatberada di bawah kewenangan Garuda. PT PAS, kata dia, hanya fokus pada persiapan infrastuktur.