EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, perbaikan dan perkembangan ekonomi global berpengaruh terhadap titik balik perekonomian Indonesia pada 2016. Hal ini dilihat dari pemulihan perekonomian Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta tumbuhnya perekonomian negara berkembang dan negara berkembang.
"Kita juga perlu mencermati perkembangan ekonomi Cina yang diprediksi akan tumbuh 6,3 persen pada 2016," ujar Hariyadi di Jakarta, Senin (14/12).
Hariyadi menjelaskan, Cina merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Dengan demikian perlambatan pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu tersebut juga akan berimbas terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Sementara itu, upaya pemerintah untuk mendorong kebijakan perdagangan internasional dengan Uni Eropa dalam skema Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dalam jangka waktu dua tahun juga akan menumbuhkan optimisme positif. Menurut Hariyadi, secara konseptual CEPA akan menguntungkan kedua belah pihak, karena sifatnya komplementer.
"Perjanjian dengan Uni Eropa jadi sesuatu yang positif karena kami melihat ada potensi yang belum dimaksimalkan," kata Hariyadi.
Sementara itu, terkait perjanjian perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP) Indonesia harus berhati-hati dalam mencermati beberapa hal yang terdapat dalam klausul perjanjian tersebut. Menurut Hariyadi, untuk ikut dalam TPP harus ada kepemimpinan yang sangat kuat untuk menjamin keberlanjutan reformasi ekonomi di Indonesia. (Baca juga: Pengusaha Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan 5,5 Persen)