EKBIS.CO, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jelang akhir tahun yang ditargetkan bisa meningkat kini tertahan karena sentimen kenaikan suku bunga the Fed. Secara month to date (MTD) IHSG turun 72,27 poin atau 1,63 persen.
Aksi borong saham untuk memoles portofolio manajer investasi (window dressing) biasanya mewarnai kinerja indeks saham pada pertengahan Desember. Aksi ini dinilai akan mampu mendongkrak laju IHSG.
"Dari 10 kejadian akhir tahun, sembilan di ataranya biasanya (IHSG-red) naik. Efek akhir tahun itu beberapa kesempatan memang naik," kata Pengamat Pasar Modal dari IPMI International Business School, Roy Sembel, ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (15/12).
Menurut Roy, dengan adanya efek akhir tahun ini, IHSG seharusnya bisa tembus di atas level 4.500. Namun, pada situasi saat ini, ia melihat adanya faktor eksternal yang berperan lebih dominan, khususnya kenaikan suku bunga the Fed yang berpotensi terjadi pada Desember ini.
"Ada dua faktor, dari domestik efek akhir tahun window dressing yang bisa mengangkat di atas 4.500, tapi ada efek the Fed yang bisa menahan laju. Ini sedang tarik menarik. IHSG masih bergerak liar, ketidakpastian yang besar ini bisa-bisa menyulitkan laju indeks untuk memanjat di atas 4.500," jelas dia.
Sementara pada penutupan awal pekan ini, Senin (14/12) IHSG berada di level 4.374,191. Dengan dominasi efek eksternal, potensi kenaikan IHSG di atas 4.500 akan semakin sulit. Padahal biasanya di akhir tahun IHSG bisa naik antara 1-2 persen.
"Kalau jaraknya terlalu jauh dari 4.500 akan susah terangkat," kata Roy.
Meski begitu, aksi window dressing menurutnya akan tetap terjadi. Namun, efeknya tak akan sebesar yang terjadi biasanya, dengan adanya faktor spesifik seperti tahun ini.
"Wait and see-lah, kita lihat mana yang tarikannya lebih kuat," ujar dia.