EKBIS.CO, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa rokok menjadi salah satu penyumbang terbesar pada garis kemiskinan di Indonesia. Pada periode September 2015, jumlah penduduk miskin mencapai 28,51 juta orang atau 11,13 persen dari total jumlah penduduk.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, rokok menjadi komoditas yang memberi kontribusi terbesar kedua sebesar 8,08 persen terhadap garis kemiskinan di perkotaan. Sedangkan di perdesaan kontribusinya 7,68 persen.
"Di perkotaan ataupun di perdesaan, rokok berada di urutan kedua sebagai penyumbang terbesar garis kemiskinan," ujar Suryamin dalam paparannya di kantor BPS, Senin (4/1).
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pertama terhadap garis kemiskinan adalah beras. Kontribusinya mencapai 22,10 persen. Suryamin mengatakan, konsumsi rokok membuat banyak orang Indonesia berada di bawah garis kemiskinan sehingga dianggap sebagai penduduk miskin.
(Baca: Jumlah Orang Miskin Menurun).
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Metode yang digunakan adalah menghitung garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kalori per kapita per hari. Sedangkan GKBM dihitung dengan pemenuhan kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
(Baca Juga: Jokowi Lebih Berpihak Kepada Industri Rokok).