EKBIS.CO, BANDUNG -- Pengusaha di Kota Bandung mengaku perlu dukungan pemerintah untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Salah satunya dari segi pemasaran.
Pengusaha kaos di kawasan industri Surapati, Kota Bandung, Iyeng (35) mengatakan bantuan pemasaran dari pemerintah akan berperan besar pada kemajuan produk lokal. Terutama untuk dirinya yang masih bergelut dalam usaha skala kecil.
"Promosi dari pemerintah kurang. Disini katanya sentra industri kaos. Tapi nggak terlalu menggaung. Kalau promosi kurang gimana mau ke MEA," kata Iyeng saat ditemui di tokonya, Senin (4/1).
Ia menuturkan bisnis konveksi yang belum besar seperti yang dimilikinya masih memproduksi sesuai permintaan pelanggan. Belum membuat dalam jumlah besar yang langsung disalurkan ke berbagai tempat.
Karenanya, ujar dia, butuh pemasaran yang meluas agar semakin banyak pesanan untuk mengembangkan usahanya. Dengan begitu ia pun bisa bersaing mengirim produknya ke luar negeri.
Ia menuturkan sebenarnya banyak warga asing yang memiliki minat tinggi terhadap produk konveksi di Indonesia. Iyeng mengaku pernah mendapatkan pesanan dari Singapura dan Malaysia. Produknya dianggap lebih murah dengan kualitas yang tak kalah bersaing. Ini bisa menjadi modal untuk menghadapi pasar bebas ASEAN.
Selain itu, ia menginginkan agar persyaratan untuk menjadikan badan usaha lebih dipermudah. Pasalnya pesanan besar sering gagal karena bisnisnya belum berbadan hukum. Misalkan pesanan dari pemerintah daerah atau BUMD yang laporan keuangannya harus jelas.
"Kalau bikin perizinan jadi badan usaha lumayan ribet.Ngurus surat pajak. Belum lagi kita harus punya modal besar juga syarat jumlah karyawan," katanya.
Meski demikian, ia yakin produk Indonesia bisa bersaing di ASEAN khususnya. Walaupun untuk pengusaha kecil sepertinya belum memberikan dampak apapun.