EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Agung Pambudi mengatakan, dengan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) masih belum terjadi lonjakan aliran barang maupun jasa secara masif.
Menurut dia, aliran barang di negara-negara ASEAN sebetulnya sudah dimulai sejak 10 tahun lalu dan 98 persen telah bebas tarif. "Begitu pula dengan investasi dan jasa, dalam jangka pendek ini masih belum ada lonjakan," ujar Agung kepada Republika.co.id, Kamis (7/1).
Selain itu, serbuan tenaga kerja juga diprediksi belum akan terjadi dalam waktu dekat. Sebab, di antara negara-negara ASEAN sudah ada kesepakatan Mutual Recognition Agreement (MRA) untuk menyamakan kualifikasi tenaga kerja di delapan bidang.
Beberapa di antara delapan bidang tersebut adalah dokter, perawat, akuntan, dan pariwisata. Namun, kualifikasi ini tidak bisa dijadikan sebagai pengakuan untuk masuk ke suatu negara.
Agung memprediksi serbuan tenaga kerja akan terjadi dalam jangka waktu antara dua sampai tiga tahun ke depan. Dalam hal ini, Indonesia memiliki peluang untuk bergerak di bidang industri kayu dan turunannya seperti mebel serta kerajinan.
"Indonesia leading di industri kayu dan kita punya peluang disitu," kata Agung.
Untuk menangkap peluang tersebut, pemerintah harus menciptakan tenaga kerja dengan kemampuan yang tinggi melalui revitalisasi Balai Latihan Kerja dan pengelolaannya melibatkan kerja sama dengan swasta. Dengan demikian, tenaga kerja yang tercipta bisa berkualitas dan dapat memenuhi klasifikasi industri.